Teddy Soediro terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Pacu pertama di Indonesia pada Musyawarah Nasional (Munas) XIV Pordasi Tahun 2024 yang diselenggarakan pada 13-15 November 2024 di Hotel Aston Kartika Grogol. Sebanyak 24 pengurus provinsi Pordasi yang hadir dari total 26 yang ada, sepakat memberikan amanah kepada Teddy.
Sejarah mencatat Teddy sebagai Ketum Pordasi Pacu pertama di Indonesia karena berdasarkan AD/ART Pordasi 2024 (disahkan serta dideklarasikan pada Munaslub Pordasi, Juni 2024), Pordasi kini bertransformasi menjadi konfederasi dengan menaungi empat federasi nasional yakni; Pordasi Polo, Pordasi Pacu, Pordasi Berkuda Memanah dan Pordasi Equestrian. Oleh karenanya, Munas XIV Pordasi Tahun 2024 diamanahkan memilih empat Ketum Federasi Nasional Pordasi.
Semasa aktif, Teddy merupakan abdi negara, tepatnya pejabat Ditjen Imigrasi Kemenkumham RI. Setelah pensiun, ia mengabdi untuk Indonesia melalui olahraga prestasi, yakni berkuda.
Di dunia olahraga berkuda Tanah Air, Teddy diwarisi semangat membangun olahraga berkuda dari Sang Ayah, Mayjen TNI Purn H.Herman Sarens Soediro yang mana merupakan salah satu pendiri Pordasi. Ia berambisi mengembangkan berkuda Pacu lebih baik lagi dalam aspek pembinaan, sarana prasarana dan organisasi.
“Menjadi wadah utama pengembangan olahraga berkuda Pacu di Indonesia, meningkatkan prestasi olahraga berkuda Pacu di tingkat nasional dan internasional, mengembangkan sarana dan prasarana berstandar nasional dan internasional, dan membangun organisasi yang kuar dan profesional bagi pengurus,” terangnya tentang visi Pordasi Pacu masa bakti 2024-2028 yang dipimpinnya.
Program Kerja
Beberapa programnya seperti menyelenggarakan pelatihan dan pemusatan latihan nasional (pelatnas) secara berkala di samping rutinnya kompetisi di daerah maupun nasional. Pria kelahiran 3 Mei 1955 itu juga rencanakan beasiswa kepada atlet muda berbakat.
“Membawa olahraga berkuda Pacu Indonesia ke level yang lebih tinggi dengan menjalin kerja sama negara lain yang juga memiliki olahraga berkuda Pacu,” ujarnya pada pemaparan visi dan misi. Pordasi Pacu akan berafiliasi langsung dengan federasi internasionalnya, International Federation of Horseracing Authorities (IFHA) karena sekarang sudah menjadi federasi nasional.
Di dalam negeri, upaya juga dilakukan dengan mendorong kompetisi di daerah guna menjaring bibit atlet berprestasi. Pelatihan regional juga direncanakannya untuk meningkatkan kualitas pembinaan di akar rumput. Program tersebut dinamai, ‘Pemberdayaan Daerah menuju Prestasi Nasional’.
Bicara infrastruktur, Teddy mengusung program revitalisasi fasilitas Pacu Kuda di berbagai daerah. Ia berambisi membangun pusat pelatihan modern. Tak ketinggalan sistem sertifikasi juga menjadi atensi mantan punggawa Kemenkumham RI ini, baik untuk joki, pelatih dan tenaga pendukung lainnya.
Tata kelola organisasi juga akan ditingkatkan kualitasnya. Baik transparansi organisasi, pelatihan untuk pengurus agar lebih baik, dan digitalisasi melalui platform digital sebagai sarana komunikasi komunitas Pacu di Tanah Air.
Perhatian besar juga diarahkan untuk mengembangkan tradisi kuda lokal yang ada, baik kegiatan Pacu Kuda Tradisionalnya maupun pemanfaatan kuda lokal. “Pacuan Kuda Tradisional memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmat Pacuan Kuda di Indonesia. Dengan Pacuan Kuda di daerah akan mengembangkan pariwisata daerah dan membangun Sport Tourism. Kuda-kuda lokal Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan dan diperkenalkan ke dunia internasional. Ke depan, Pordasi Pacu akan berusaha mewujudkan cita-cita mulai ini” terang Teddy menjelaskan rencananya.
Bicara pembinaan atlet, kompetisi daerah, dan Sport Tourism, Pordasi Pacu sudah memiliki modal hebat, yakni venue Pacu Kuda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Gelanggang HM. Hasan Gayo, Blang Bebangka, Takengon, Aceh Tengah menjadi venue Pacu Kuda terbaik di Indonesia dan mampu melibatkan banyak penonton, pada PON XXI diestimasi mencapai 100.000 orang.