Belantika musik tanah air kembali diramaikan oleh kehadiran band baru dari Yogyakarta, Japa Mantra. Meski tergolong baru, para personelnya merupakan wajah lama. Band ini resmi terbentuk pada awal tahun 2024 dan memilih untuk membawakan genre rock yang sempat populer di era 70-an.
Japa Mantra terdiri dari lima musisi berpengalaman di Yogyakarta. Lukman Marjabinie, yang sebelumnya dikenal sebagai vokalis Afapika, memegang peran vokalis. Gigih Prayogo, yang pernah tergabung dalam KOEN the Guitar Band, Akadama and the Yoyo Connection, memainkan gitar bersama Danudjaditya, yang memiliki latar belakang di Electric Dynamite Flux dan Kombakambek.
Posisi bass diisi oleh Bintang Renjana, yang sebelumnya tampil bersama Ringrootz dan Trip Trapper, sementara Bable Sagala, yang dikenal lewat proyek seperti Risky Summerbee and The Honeythief, Metallic Ass, dan SPAD, mengisi posisi drummer.
Band ini lahir dari gagasan Bable yang mengajak dua sahabat lamanya, Gigih dan Lukman, untuk kembali membentuk sebuah band. Tak lama kemudian, Bintang dan Danudjaditya bergabung untuk melengkapi formasi tersebut. Uniknya, dua nama terakhir merupakan pelanggan setia Watchtower Studio, studio rekaman yang dikelola oleh Bable sendiri.
Menurut Danudjaditya, awalnya mereka berniat merilis sebuah album penuh sebagai debut. Namun, karena kesibukan masing-masing anggota, mereka memutuskan untuk merilis maxi-single terlebih dahulu sebagai langkah perkenalan. Maxi-single yang diberi judul “Sublimasi Gradasi” ini telah dirilis pada 21 November 2024 dan dapat dinikmati di berbagai platform musik digital.
“Sublimasi Gradasi” berisi dua lagu, yaitu “Gelap Benderang” dan “Manusia Pura-Pura”. Lagu pertama menggambarkan dunia yang penuh dengan keabu-abuan, sedangkan lagu kedua mengeksplorasi sisi mendasar sifat manusia, yaitu kemunafikan. Seluruh proses rekaman dilakukan di Watchtower Studio, dengan Bable Sagala bertindak sebagai sound engineer.
Japa Mantra berharap bahwa kedua lagu dalam maxi-single ini dapat diterima dengan baik oleh para pendengar. Mereka juga optimis bahwa karya ini akan menjadi pembuka jalan untuk rencana perilisan album penuh pada pertengahan tahun depan, jika tidak ada kendala yang berarti.
Ambisi ini menjadi langkah awal dari perjalanan band yang ingin menghidupkan kembali semangat rock klasik dalam balutan gaya khas mereka. Semangat!