Bank Indonesia diprediksi akan menahan BI Rate di level 5,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur bulan Juni 2025 oleh sejumlah ekonom. Salah satu alasan penahanan BI Rate adalah konflik yang sedang meningkat di Timur Tengah. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan BI Rate di level tersebut. Menurutnya, BI sedang fokus pada transmisi suku bunga kebijakan ke suku bunga pinjaman bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Josua juga menyoroti bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah merupakan faktor lain yang memengaruhi keputusan BI Rate. Meskipun ketidakpastian terkait perang dagang mulai mereda, tetapi ketegangan di Timur Tengah masih dapat memberikan tekanan pada rupiah. Selain itu, adanya harapan bahwa BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga ke depannya didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang melemah, inflasi yang terkendali, serta kondisi sektor eksternal Indonesia yang relatif kuat. Teuku Riefky dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI juga memprediksi bahwa BI akan menahan suku bunga kebijakannya. Menurutnya, BI sebaiknya mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,50 persen untuk mengantisipasi dampak tekanan eksternal terhadap rupiah.