Di tengah tekanan ekonomi global, generasi muda kini menemukan cara untuk tetap merasa “berada” tanpa harus menguras dompet. Fenomena ini bukan hal baru, tetapi hadir dalam bentuk yang lebih modern. Sebagai contoh, Gen Z menemukan “kemewahan mini” mereka melalui minuman matcha, sneakers edisi terbatas, serta produk kosmetik multifungsi. Konsep ini mencerminkan versi baru dari “lipstick effect”, yang menyatakan bahwa konsumen cenderung membeli barang kecil bernilai emosional saat menahan pengeluaran besar.
Laporan terbaru dari PwC mengungkapkan bahwa generasi Z, dalam menghadapi tekanan finansial, memiliki pandangan yang berbeda dalam menentukan kemewahan. Mereka mendefinisikan nilai budaya serta relevansi dengan cara yang lebih unik, tanpa harus merogoh tabungan dalam-dalam. Bagi generasi ini, kemewahan yang terjangkau tidak hanya tentang tampil gaya, tetapi juga mencerminkan nilai personal dan peningkatan kualitas hidup.
Selain itu, dalam laporan PwC juga disebutkan bahwa minuman matcha telah menjadi tren yang populer di kalangan Gen Z. Sebelumnya, bubuk teh hijau ini hanya ditemukan di supermarket biasa, namun berkat media sosial dan tren gaya hidup sehat, matcha kini menjadi ritual yang diminati oleh generasi muda. Tren tersebut sejalan dengan perubahan gaya hidup Gen Z yang lebih sadar akan kesehatan namun tetap ingin tampil stylish. Mereka lebih memilih produk “premium” yang bisa mereka nikmati dalam kehidupan sehari-hari dengan harga yang terjangkau.
PwC juga menyurvei sekitar 4.000 responden lintas generasi dan menemukan bahwa Gen Z lebih sabar dalam menunggu diskon, tidak keberatan menggunakan produk duplikat atau label pribadi, dan mencari keseimbangan antara kepuasan emosional dan nilai ekonomis. Generasi Z secara keseluruhan memiliki pandangan yang berbeda dalam mengelola keuangan mereka selama periode ketidakpastian ekonomi ini.
