Pemerintah berencana mendorong Indonesia menjadi salah satu dari sepuluh ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030, melalui sektor manufaktur sebagai penopang utamanya. Terlebih, saat memasuki era industri 4.0, semua perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk di bidang manufaktur. Ronny P. Sasmita, Senior Analyst Indonesia Strategic and Economic Action Institution mengatakan bahwa era Industri 4.0 akan mendorong para pelaku industri untuk mengoptimalkan sistem produksi melalui otomasi digital dan pemanfaatan Internet of Things (IoT). Hal ini memberikan peluang besar bagi industri manufaktur, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, produk dan layanan, keselamatan dan keamanan kerja, serta daya saing untuk memperkuat posisi pelaku industri di pasar.
Sementara itu, Dadang Asikin, Chairman Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia menambahkan bahwa Industri 4.0 saat ini memerlukan perubahan mindset, yakni dengan mempersiapkan diri terhadap trend baru yang mulai bergeser kepada era digitalisasi atau robotik. Dukungan infrastruktur seperti internet, artificial intelligence (AI), dan tenaga kerja yang terampil juga sangat diperlukan untuk mengatur kinerja dan efisiensi produksi di era Industri 4.0 tersebut. Melalui kolaborasi pentahelix antara akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media, diharapkan bisa mengembangkan ekosistem industri 4.0 yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak.