Nissan telah mengakhiri produksi LEAF yang ikonik di pabrik Sunderland di Inggris pekan ini. Langkah ini diambil untuk mempersiapkan peluncuran kendaraan listrik generasi berikutnya, termasuk pengganti LEAF. Dari 650.000 model LEAF yang terjual secara global, lebih dari 280.000 dibuat di pabrik Nissan di Sunderland.
LEAF pertama kali diluncurkan pada tahun 2010 sebagai kendaraan listrik massal pertama dan mulai diproduksi di fasilitas Sunderland tiga tahun kemudian. Saat ini, fasilitas tersebut sedang ditingkatkan untuk memproduksi tiga model serba listrik baru, termasuk pengganti LEAF.
Nissan telah berinvestasi hingga 3,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 60 triliun untuk mempersiapkan fasilitas pembuatan mobil listrik Qashqai, Juke, dan LEAF EV generasi berikutnya. Perusahaan ini telah mengonfirmasi bahwa semua mobil baru di Eropa akan sepenuhnya bertenaga listrik sebagai bagian dari upaya menuju jajaran mobil listrik pada tahun 2030.
Nissan mengakhiri produksi LEAF di fasilitas Inggris pekan ini. Seorang juru bicara Nissan menyatakan bahwa setelah 13 tahun sukses besar, generasi Nissan Leaf saat ini mendekati akhir siklus hidupnya di Eropa. LEAF baru akan menjadi SUV crossover coupe agar lebih kompetitif, dengan desain yang lebih sporty dan rendah dibandingkan Qashqai dan Juke.
LEAF baru diharapkan memiliki jangkauan 25 persen lebih dari model sebelumnya dan akan memiliki peningkatan desain yang radikal. Meskipun Nissan tidak merencanakan produksi LEAF baru di AS, produksi LEAF di AS diperkirakan akan berakhir pada tahun 2025.
Nissan LEAF 2024, dengan harga mulai dari 28.140 dolar AS (sekitar Rp 441 juta), adalah salah satu kendaraan listrik paling terjangkau di AS. Baca juga: Nissan klaim recall besar-besaran di global tidak terjadi di Indonesia. Formula E jadi ajang pembuktian performa Nissan LEAF.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024