Selasa, 30 Juli 2024 – 01:18 WIB
Jakarta, VIVA – PLN Indonesia Power (PLN IP) terus melakukan inovasi dalam menerapkan cofiring. Subholding PT PLN (Persero) itu terus mencari alternatif bahan baku baru untuk dijadikan biomassa yang dapat menggantikan batu bara.
Kali ini dengan memanfaatkan tandan kosong (tankos) kelapa sawit sebagai campuran energi primer di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang, Kalimantan Barat.
Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Sintang melaksanakan kegiatan uji coba cofiring menggunakan pelet tankos (tandan kosong) Kelapa Sawit untuk pelaksanaan program cofiring. Tentunya, ini bertujuan untuk mengakselerasi transisi energi untuk mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060.
“Sebelumnya, Pada tahun 2023 PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Sintang telah berhasil firing biomass dengan menggunakan cangkang dan woodchip sebagai bahan bakunya,” kata Edwin dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Juli 2024.
Menurutnya, dari target 7,432 GWh listrik yang dihasilkan dari penggunaan energi primer biomassa PLN IP UBP Sintang telah mencapai 11,74 GWh atau lebih tinggi 158 persen dalam 1 semester. PLN Indonesia Power pun akan terus memperluas pemanfaatan biomassa sebagai energi primer pembangkit.
Edwin melanjutkan, dengan nilai kalori pellet tangkos yang dapat mencapai 4.000 Kcal/Kg, maka dengan 1 kilogram pelet tandan kosong dapat menghasilkan energi bersih 0.83 kwh. PLN IP UBP Sintang pun telah berhasil melakukan uji coba menggunakan pellet tankos.
Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk biomassa berpotensi besar, karena sumbernya melimpah. Secara geografis di Kalimantan Barat yang mayoritas memiliki kebun sawit dimana salah satu produk turunannya adalah tankos.
“Merujuk data areal perkebunan sawit Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, hampir seluas 15,38 juta Ha produksi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mencapai 47 juta ton,” jelas Edwin.
Edwin pun berharap, kegiatan pengujian bahan bakar pellet tangkos dapat berhasil dan dapat menambah nilai ekonomis dari tangkos, sebagai produk turunan dari pohon kelapa sawit serta dapat mengurangi emisi karbon dengan mengembangkan green energy.
“Uji coba ini sebagai bentuk komitmen PLN Indonesia Power dalam mendukung program pemerintah terkait Net Zero Emision,” tutur Edwin.
Sebelumnya PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Sintang telah sukses produksi listrik menggunakan 100 persen menggunakan biomassa cangkang sawit dan woodchip, nilai kalori woodchip cukup tinggi yaitu mencapai 3700 – 4000 kcal/kg.