Senin, 13 Mei 2024 – 17:41 WIB
Jakarta – Para pelaku usaha produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan meyakini, produk mereka merupakan produk dengan profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
Namun Ketua Asosiasi Retail Vape Indonesia (Arvindo), Fachmi Kurniaakibat menyayangkan, minimnya edukasi kepada publik menyebabkan produk tembakau alternatif masih disejajarkan dengan rokok konvensional, yang memiliki dampak kesehatan terhadap penggunanya.
“Produk tembakau alternatif secara kajian ilmiah telah terbukti rendah risiko. Namun, fakta-fakta tersebut belum diinformasikan secara masif kepada masyarakat,” kata Fachmi dalam keterangannya, Senin, 13 Mei 2024.
Dia menilai, apabila banyak edukasi tentang profil risiko produk tembakau alternatif, tentunya akan sangat membantu agar masyarakat mendapatkan informasi yang berdasarkan hasil penelitian.
“Sehingga meluruskan misinformasi yang begitu banyak beredar sekarang ini,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Fachmi menegaskan bahwa pemerintah merupakan pihak yang paling utama, dalam mengedukasi tentang profil risiko produk tembakau alternatif kepada masyarakat.
“Pemerhati kesehatan juga harus melihat produk tembakau alternatif dari sisi profil risiko dibandingkan rokok. Jadi bukan hanya melihat dari sisi efek negatif sehingga informasi yang diterima sesuai penelitian ilmiah,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Fachmi, pemerintah selama ini telah berjuang keras untuk menurunkan prevalensi merokok. Namun, usaha yang dijalankan belum membuahkan hasil yang diharapkan. Dengan adanya produk tembakau alternatif, menurutnya pemerintah sudah seharusnya membuka opsi tersebut untuk mengurangi angka perokok.
“Sangat sulit bagi perokok dapat meninggalkan kebiasaan lama mereka,” kata Fachmi.
Dia menegaskan, sampai saat ini Arvindo aktif mengedukasi masyarakat, mengenai profil risiko dari produk tembakau alternatif. Melalui kampanye edukasi yang berkelanjutan ini, dia berharap publik mendapatkan informasi akurat mengenai produk tembakau alternatif.
“Kami berusaha mengedukasi melalui kegiatan-kegiatan komunitas vape. Pemberi edukasi terbesar kami adalah para pengguna yang sudah merasakan langsung perbedaan saat beralih ke produk ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, Public Health England (PHE) alias UK Health Security Agency telah mempublikasikan hasil kajian berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products”. Hasilnya, rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, mampu mengurangi paparan risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok. Dengan fakta itu, PHE mengatakan produk tembakau alternatif dapat membantu lebih banyak perokok beralih dari kebiasaannya.
Fakta bahwa produk tembakau alternatif merupakan opsi yang efektif bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya, diperkuat dengan hasil penelitian dari Universitas Bern berjudul “Electronic Nicotine-Delivery Systems for Smoking Cessation” yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada Februari 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan produk tembakau alternatif meningkatkan keberhasilan berhenti merokok (abstinence) sebesar 21 persen.