Sabtu, 21 September 2024 – 22:07 WIB
Jakarta, VIVA – Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, melakukan penataan ulang kawasan Borobudur untuk mewujudkannya sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono menjelaskan, penataan ulang Borobudur bukan hanya tentang memperbaiki secara fisik, namun juga tentang memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
“Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kami berkomitmen untuk menjaga Borobudur agar tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman,” kata Maya dalam keterangannya, Sabtu, 21 September 2024.
Maya menegaskan, pihaknya ingin memastikan bahwa Borobudur tidak hanya dilihat sebagai peninggalan masa lalu, tetapi juga sebagai simbol harapan dan inovasi yang akan terus berkembang. “Demi mewujudkan destinasi pariwisata berkelas dunia,” ujarnya.
Proyek ini dilakukan bersama anak usaha InJourney, yakni PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWC), atau InJourney Destination Management (IDM).
Candi Borobudur yang merupakan salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dicanangkan sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia sejalan dengan komitmen InJourney dalam membangun destinasi yang inklusif.
“Melalui program re-masterplan dan revitalisasi yang dilakukan, Borobudur tidak hanya berfokus untuk mempertahankan posisinya sebagai monumen Buddha terbesar di dunia, tetapi juga untuk menjadi pusat spiritual, edukasi, dan budaya yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Maya.
“Untuk mewujudkan visi pariwisata Borobudur yang berkualitas dan berkelanjutan, InJourney melalui IDM melakukan penataan ulang kawasan Borobudur dengan menggunakan 4 pilar yakni spiritual, konservasi, pendidikan, dan pariwisata,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada pilar spiritual dilakukan penataan ruang, fasilitas, dan pengembangan kegiatan spiritual. Untuk pilar ini, InJourney melakukan revitalisasi ruang terbuka hijau dan lansekap sebagai outdoor venue untuk kegiatan studi spiritual. Selain itu, dilakukan pula revitalisasi untuk fasilitas pendukungnya.
Pilar konservasi dilakukan dengan preservasi situs warisan budaya dan revitalisasi ruang terbuka hijau, lanskap untuk fungsi penyangga pelestarian situs dan melakukan pengaturan alur kunjungan wisatawan dan kuota naik ke candi. Kemudian, pilar pendidikan dilakukan melalui pengembangan ruang dan fasilitas interpretasi dan edukasi. Sementara untuk aspek pariwisata adalah dengan pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.