Menyambut musim hujan tahun ini, Epitychia, band rock alternatif asal Magelang, kembali dengan karya terbarunya yang sarat akan makna.
Extended Play (EP) bertajuk ‘Jeruji Berkarat’ menjadi wadah bagi mereka untuk menyampaikan cerita-cerita kehidupan yang erat dengan pengalaman sehari-hari. Band yang sudah merilis lima single ini menunjukkan bahwa mereka belum puas berkarya, terus mencari kreativitas baru dalam musik mereka.
Pada bulan September 2024, Epitychia resmi merilis ‘Jeruji Berkarat’, EP yang mengusung tema perjuangan, kesedihan, dan amarah. Melalui karya ini, mereka membawa narasi yang mendalam, mencerminkan perjalanan emosional para personel dalam menghadapi berbagai rintangan hidup.
Band ini awalnya dikenal dengan nama The ARK (The Arch Rock Killer), terbentuk sejak tahun 2020 dan didukung oleh musisi-musisi berpengalaman. Seiring berjalannya waktu, The ARK mengalami perubahan signifikan, baik dari segi formasi maupun nama.
Riyan Danu, gitaris dan vokalis yang sudah bergabung sejak awal, kini ditemani oleh dua anggota baru, Niko Zun (bass dan vokal) serta Bagus Munir (drummer). Perubahan ini membawa nuansa baru dalam band, sehingga nama The ARK diubah menjadi Epitychia, menandai babak baru dalam perjalanan musik mereka.
‘Jeruji Berkarat’ adalah cerita yang disampaikan dengan jelas. Judulnya yang sederhana namun kuat mencerminkan inti dari seluruh EP ini. Bagi Epitychia, karya ini adalah rangkuman dari cerita yang terinspirasi dari pengalaman pribadi setiap anggota band. Proses kreatif mereka seakan mengubah lembaran kosong menjadi narasi yang penuh makna, yang kemudian terwujud dalam EP ini.
Riyan Danu, vokalis Epitychia, menjelaskan bahwa ‘Jeruji Berkarat’ adalah simbol dari usaha mereka untuk melewati batasan-batasan yang selama ini menghalangi perjalanan hidup mereka.
“Mini album ini merepresentasikan perjalanan kami yang selama ini berjuang melampaui jeruji-jeruji diri sendiri. Pada akhirnya, kekuatan diri kami adalah satu-satunya yang bisa diandalkan, bukan orang lain,” ujarnya.
Secara lirik, ‘Jeruji Berkarat’ menawarkan kesederhanaan yang kaya akan makna. Tanpa banyak metafora rumit, lirik-lirik dalam EP ini terasa jelas dan langsung, menguatkan pesan yang ingin disampaikan.
Dari segi musik, EP ini mengusung nuansa emo dan rock-alternatif yang lebih modern, dengan produksi yang matang meskipun dilakukan secara independen oleh anggota band dan rekan-rekan mereka. Hasil akhirnya, ‘Jeruji Berkarat’ terdengar segar dan berbeda dari karya-karya sebelumnya.
Melalui EP ini, Epitychia mengajak pendengarnya untuk merasakan proses pendewasaan yang mereka alami. Mereka meyakini bahwa musik adalah media untuk menyampaikan berbagai emosi dan pengalaman yang sudah mereka lewati dalam hidup. ‘Jeruji Berkarat‘ kini sudah dapat dinikmati di berbagai platform streaming digital, siap untuk didengarkan oleh para penggemar musik rock-alternatif di mana pun.
Dengan ‘Jeruji Berkarat’, Epitychia tidak hanya menghadirkan karya musikal, tetapi juga sebuah cerita mendalam tentang kehidupan, perjuangan, dan pertumbuhan.
Jadi, bagi siapa pun yang sedang mencari inspirasi atau ingin merasakan perjalanan emosional yang jujur, EP ini adalah pilihan yang tepat untuk dinikmati. Satu hal yang pasti, Epitychia akan terus berproses dan berkarya.