Jakarta, VIVA – Dalam 10 tahun kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat aktif mempromosikan hilirisasi sumber daya alam (SDA) terutama di sektor mineral di Indonesia. Jokowi menyadari potensi besar SDA yang terdapat di Indonesia, yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat.
Nikel adalah contoh nyata dari upaya Jokowi dalam mengelola potensi hilirisasi di Indonesia, selain tembaga, bauksit, aluminium, dan emas. Nikel, yang memiliki nomor atom 28, kini sangat dibutuhkan dalam industri modern seperti kendaraan listrik atau mobil listrik (electric vehicle / EV).
Jejak nikel dapat ditemukan dari produksi baja tahan karat hingga baterai kendaraan listrik, sehingga permintaan akan terus meningkat seiring berkembangnya teknologi di masa mendatang. Potensi ini telah berhasil dikembangkan oleh Jokowi dengan mengubah kondisi sebelumnya di mana Indonesia hanya mengekspor nikel mentah dengan nilai US$1,1 miliar.
Setelah berhenti mengekspor bijih nikel untuk diolah di dalam negeri, ekspor nikel Indonesia melonjak 18 kali lipat menjadi US$20,8 miliar. Bijih nikel domestik kini harus diolah di smelter yang dibangun di Indonesia sebagai langkah hilirisasi.
Melihat pertumbuhan signifikan pendapatan negara dari hilirisasi nikel, pertanyaan muncul tentang seberapa besar potensi nikel yang tersimpan di Indonesia?
Berikut adalah daftar 7 daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia:
1. Sulawesi Tenggara
2. Sulawesi Selatan
3. Sulawesi Tengah
4. Maluku Utara
5. Maluku
6. Papua
7. Papua Barat
Seluruh daerah tersebut memiliki potensi besar dalam industri nikel dan berkontribusi pada perekonomian dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.