Band psychedelic asal Cirebon, The Mymy, kembali menampilkan karya terbarunya melalui single terbaru yang berjudul “Polemik” yang dirilis pada tanggal 18 Oktober 2024. Dalam lagu ini, mereka menggambarkan ambisi yang tak terkendali—seperti rudal tanpa awak yang melesat tanpa arah pasti.
Ambisi yang cepat tidak selalu berarti tepat, dan proses yang lambat pun belum tentu matang. Hal ini menjadi pesan utama yang ingin disampaikan oleh band ini melalui lirik-lirik sederhana namun penuh makna.
Lagu ini dirilis tidak lama setelah EP ‘Balada Pulau Parang’ pada 10 Mei 2024, yang menandai eksplorasi musik balada mereka. The Mymy kini kembali ke akar psychedelic mereka dengan konsep unik bernama “Secondelic”, yang terinspirasi dari pengaruh musik ala kota kedua atau “Second City”.
The Mymy terdiri dari Ricky Nurnovaldi (vokal dan gitar), Dafa Rizkiansyah (gitar dan vokal), Achmad Danial Mubarrok (synthesizer), Rafli Sulthan Zulfiqar (bass), dan Muhammad Nazar Pamungkas (drum). Mereka dikenal karena perpaduan musik psychedelic rock yang terinspirasi oleh berbagai ikon genre seperti The Beatles, Led Zeppelin, Tame Impala, hingga King Gizzard and The Lizard Wizard.
“Polemik” adalah single kedua setelah “Fantasy” dan mencerminkan kritik Ricky terhadap banyaknya pilihan yang justru membuat pikiran buntu. Terlalu banyak opsi dapat menciptakan dilema atau “polemik” yang mengganggu, dan itulah tema utama dari lagu ini.
Proses penulisan lagu dimulai pada 1 Juli 2024, dengan demo selesai dibuat pada bulan Agustus, dan lagu final selesai pada bulan September.
Produksi lagu dilakukan dengan cara sederhana dan DIY. Rekaman vokal dan instrumen dilakukan di kamar Ricky dan rumah Rafli, sementara bagian drum direkam di Jags Studio. Proses mixing dan mastering ditangani sendiri oleh Rafli di Lazydog Studio, memberikan nuansa intim dan otentik pada lagu, yang menjadi ciri khas The Mymy.
Dengan pengaruh dan referensi musik yang mereka olah, “Polemik” menampilkan nuansa psychedelic yang kental namun tetap segar. The Mymy berhasil menciptakan identitas suara yang disebut sebagai “Secondelic”, perpaduan antara psychedelic klasik dengan sentuhan modern.
Lagu ini sudah dapat didengarkan di berbagai platform musik digital, dan tentu akan menarik perhatian para penggemar musik indie dan pencinta eksperimen dalam karya musik.