Gaya hidup YOLO atau ‘You Only Live Once’ sudah dikenal di kalangan anak muda sebagai dorongan untuk menjalani hidup tanpa batas dan mengejar kesenangan tanpa banyak berpikir panjang. Hal ini sering kali mengakibatkan gaya hidup konsumtif yang semakin menjamur di kalangan masyarakat. Namun, muncul tren baru yang menjadi antitesis dari YOLO, yaitu YONO atau ‘You Only Need Once’. Gaya hidup YONO ini menekankan hidup dengan kesadaran penuh, fokus pada kebutuhan yang benar-benar penting, dan mengutamakan kualitas daripada kuantitas.
Konsep YONO mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tak terletak pada seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa cukup kita merasa. Dengan memfokuskan pada hal-hal yang benar-benar diperlukan dan merencanakan tujuan jangka panjang, seseorang dapat menghindari pengeluaran yang impulsif dan hidup lebih terarah serta bermakna. Menerapkan gaya hidup YONO juga dapat membantu mengelola keuangan dengan bijak, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan kesadaran diri.
Adopsi gaya hidup YONO bukan hanya memberikan manfaat bagi individu saja, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Semakin banyak orang yang memilih hidup dengan lebih bermakna, semakin besar peluang terciptanya lingkungan yang lebih berkelanjutan dan mendukung kehidupan bersama. Dengan demikian, perubahan dari YOLO ke YONO merupakan pilihan hidup yang lebih baik untuk kita semua.