Björk, penyanyi dan seniman ikonik, mengungkapkan kritiknya terhadap platform streaming musik seperti Spotify, Amazon Music, dan YouTube Music dalam sebuah wawancara dengan media Swedia. Ia menyatakan bahwa platform-platform tersebut merupakan salah satu hal terburuk yang dialami oleh para musisi. Björk menyoroti tekanan yang dirasakan musisi untuk menghasilkan pendapatan melalui tur dan streaming. Meskipun tidak tergantung pada tur untuk mencari penghasilan selama kariernya, Björk menekankan pentingnya ruang privasi dalam menciptakan karya seni. Menurutnya, musik baru dapat tumbuh dalam kegelapan dan diperlukan waktu serta privasi untuk menghasilkan karya yang kuat.
Meski masih memiliki banyak ide musik, Björk mengaku khawatir tidak akan punya waktu cukup untuk mewujudkannya semua. Selain itu, ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap perubahan besar dalam industri musik akibat platform streaming. Björk menyayangkan budaya streaming yang mengubah cara masyarakat menghargai seni, terutama bagi generasi artis muda yang harus mengandalkan tur dan rilis digital untuk bertahan. Menurutnya, Spotify menjadi ancaman bagi para musisi karena tidak hanya merugikan dari segi pendapatan tetapi juga menghancurkan rasa hormat terhadap karya seni yang butuh waktu lama untuk diciptakan.
Kritik Björk terhadap platform musik digital bukan hal baru, mengingat pada tahun 2015 ia menolak merilis albumnya di Spotify dengan alasan prinsip. Dengan kritiknya, Björk menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi musisi di era digital, di mana nilai seni sering dikorbankan demi aksesibilitas dan keuntungan instan. Björk mempertahankan pandangannya bahwa karya seni harus dihargai sepenuhnya tanpa mengorbankan nilai dari proses kreatif yang telah dilalui oleh para seniman.