Pada hari Kamis, tanggal 26 Desember 2024, fenomena inflasi tinggi saat hari raya dan tahun baru telah menjadi kebiasaan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berdampak pada perekonomian wilayah tertentu, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
PDRB DIY pada tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang positif, dengan pertumbuhan sebesar 5,05% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan 0,31% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun, kondisi inflasi DIY menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan, dimana selama 11 bulan pada tahun 2024, tercatat 5 bulan mengalami deflasi dan 6 bulan mengalami inflasi dengan nilai year to date sebesar 0,82%.
Pemerintah menargetkan inflasi di DIY untuk tahun 2024 sebesar 2,5% dengan toleransi ± 1%. Dari data inflasi hingga November 2024 sebesar 0,82%, masih dibutuhkan 0,68% untuk mencapai target minimal 1,5% tersebut. Pihak berwenang akan menunggu rilis BRS oleh BPS Provinsi DIY pada awal tahun 2025 untuk melihat apakah target akan tercapai.
Dalam beberapa tahun sebelumnya, komoditas transportasi dan bahan makanan telah menjadi pendorong inflasi. Namun, kebijakan penurunan harga tiket pesawat selama Natal dan Tahun Baru sebesar 10% diharapkan dapat mengendalikan inflasi yang disebabkan oleh angkutan udara.
Keputusan Gubernur DIY mengenai kenaikan HET LPG perlu diantisipasi sebagai faktor yang berpotensi memicu inflasi. Tim Pengendali Inflasi Daerah DIY perlu berperan aktif dalam mengantisipasi kenaikan harga komoditas yang memicu inflasi. Kerjasama antara pemerintah, stakeholder, dan pemegang kebijakan harus optimal untuk menjaga stabilitas perekonomian DIY dan meringankan beban masyarakat.