Industri teknologi global mengalami tantangan yang signifikan pada tahun 2025. Perusahaan-perusahaan raksasa seperti Amazon, Meta, Google, Intel, dan Microsoft mengalami masa sulit akibat gempuran inovasi kecerdasan buatan (AI) dan perlambatan ekonomi global. Hal ini menyebabkan mereka memilih jalan efisiensi ekstrem dengan memangkas tenaga kerja dalam jumlah besar.
Menurut data Layoffs.fyi, setidaknya 218 perusahaan teknologi di seluruh dunia telah melakukan pemangkasan karyawan sepanjang tahun 2025, dengan total 112.732 karyawan kehilangan pekerjaan mereka. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, namun juga di Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Perusahaan-perusahaan tersebut mengambil langkah drastis ini sebagai respons terhadap pergeseran ke arah AI dan cloud computing serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Contohnya, Amazon memotong hingga 14.000 posisi korporat atau sekitar 4 persen dari total tenaga kerja kantornya, sebagai reaksi terhadap ekspansi berlebihan di masa lalu dan meningkatnya adopsi AI.
Tindakan serupa juga diambil oleh Intel, yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja 24.000 karyawan atau sekitar 22 persen dari total tenaga kerja global perusahaannya. Hal ini terjadi karena persaingan dengan Nvidia dan AMD, serta sulitnya menyesuaikan diri dengan permintaan pasar PC yang melemah.
Tata Consultancy Services (TCS) di India juga ikut merasakan dampak ini, dengan melakukan pemutusan terbesar dalam sejarah perusahaan mereka dengan 19.755 karyawan dipecat hanya dalam satu kuartal. Perusahaan-perusahaan seperti Accenture juga tidak luput dari gelombang pemutusan karyawan ini, dengan ribuan karyawan diberhentikan saat perusahaan beralih ke strategi berbasis AI.
Reorganisasi dan pemangkasan tenaga kerja massal tersebut dilakukan untuk lebih fokus pada otomasi dan pertumbuhan berbasis AI, seiring dengan tuntutan pasar teknologi yang terus berubah. CEO perusahaan-perusahaan teknologi tersebut memberikan penjelasan bahwa peran lama tidak lagi sesuai dengan kebutuhan yang didorong oleh perkembangan AI, yang menyebabkan pengurangan jumlah karyawan secara drastis.
