Penelitian dari Inggris telah menguatkan hipotesis bahwa melewatkan makan saat berpuasa tidak memperlambat kemampuan berpikir seseorang, seperti yang dikonfirmasi oleh penelitian yang diterbitkan oleh Asosiasi Psikologi Amerika. Fenomena “hangry” yang sering kali dianggap terjadi ketika seseorang lapar dan marah tampaknya bertentangan dengan temuan tersebut. David Moreau, penulis utama penelitian tersebut, mengungkapkan bahwa analisis mereka terhadap 71 studi sebelumnya menunjukkan bahwa individu yang sedang berpuasa tetap memiliki kinerja kognitif yang stabil dan serupa dengan mereka yang sedang makan. Meskipun asupan makanan berkurang, tubuh manusia memiliki mekanisme cadangan energi yang menjaga kinerja otak tetap stabil dengan menggunakan sumber energi alternatif seperti badan keton dari jaringan lemak. Selain itu, penelitian menyoroti bahwa kinerja otak anak-anak dapat menurun setelah berpuasa lebih dari 12 jam, sementara tugas yang berhubungan dengan makanan dapat mengganggu fokus kognitif. Hasilnya mengindikasikan bahwa rasa lapar lebih cenderung mengalihkan perhatian daripada benar-benar mempengaruhi kinerja kognitif secara keseluruhan.
