Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menanggapi kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang saat ini berada di angka 6 persen. Darmawan menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan tindakan pencegahan untuk mengantisipasi fluktuasi kebijakan Bank Sentral Amerika atau The Fed.
Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Kenaikan ini juga diikuti oleh suku bunga deposit facility yang naik 25 bps menjadi 5,25 persen, dan lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.
Meskipun demikian, Bank Mandiri memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan yang terbuka dan hal ini akan mendorong pertumbuhan bisnis. Bank Mandiri juga menyatakan bahwa sektor perbankan secara umum memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung rencana ekspansi bisnis melalui kredit.
Darmawan menyampaikan bahwa setelah suku bunga acuan dinaikkan, Bank Mandiri memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga akan tetap stabil hingga akhir tahun 2023. Bank Indonesia sebelumnya sudah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen pada bulan Oktober 2023.
Suku bunga Bank Indonesia telah mengalami kenaikan sejak tanggal 19 Januari 2023. Penahanan suku bunga juga dilakukan oleh Bank Indonesia mulai tanggal 16 Februari 2023 hingga 21 September 2023. Dalam rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 18-19 Oktober 2023, diputuskan untuk menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.
Bank Mandiri memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga Bank Indonesia akan tetap stabil hingga akhir tahun 2023.