Pemerintah berencana untuk mengoptimalkan percepatan belanja pada kuartal IV-2023 dengan tujuan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di tahun 2023. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Belanja pemerintah terkonsentrasi pada kuartal IV setiap tahunnya, namun sebenarnya telah dilakukan secara berkala sejak awal tahun. Febrio mengungkapkan tiga sektor belanja yang akan ditingkatkan pada kuartal IV-2023. Pertama adalah belanja infrastruktur yang telah dilakukan sejak awal tahun, tetapi pencairan dananya dilakukan pada kuartal IV-2023.
Kedua adalah belanja terkait subsidi dan kompensasi energi maupun non-energi. Febrio mengatakan bahwa siklus belanja kompensasi saat ini sudah lebih baik, karena pembayaran kompensasi dilakukan setiap tiga bulan. Sebelumnya, pembayaran kompensasi dilakukan setiap enam bulan.
Sementara itu, belanja ketiga adalah belanja terkait ketahanan pangan, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga di tengah pembatasan ekspor yang dilakukan oleh beberapa negara. Febrio menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan berperan sebagai peredam kejutan (shock absorber), untuk menjaga harga pangan di pasar domestik agar tidak melonjak dan berkontribusi signifikan terhadap inflasi.
Febrio menyatakan bahwa ini adalah masalah besar di seluruh dunia secara global, dan APBN harus siap sebagai shock absorber. APBN harus memastikan bahwa pada saat-saat krusial, APBN siap memainkan perannya.
Sumber: https://www.viva.co.id/amp/berita/bisnis/1473961-pemerintah-genjot-belanja-infrastruktur-subsidi-energi-dan-ketahanan-pangan