Senin, 4 Maret 2024 – 18:15 WIB
Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 20,9 triliun sepanjang tahun 2023, atau naik 14,2 persen secara year-on-year (yoy).
Baca Juga :
Kejagung Segera Umumkan 2 Dana Pensiun BUMN Terindikasi Korupsi
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, dengan capaian tersebut, maka BNI akan membagikan dividen sebesar 50 persen dari total laba tahun buku 2023, atau sebesar Rp 10,45 triliun.
Nilai pembagian dividen itu naik 42,76 persen dari total dividen tahun buku 2022 yang senilai Rp 7,32 triliun, sehingga nilai dividen per lembar saham ditetapkan sebesar Rp 280,49.
Baca Juga :
Erick Thohir Beberkan Alasan Pertamina Tak Naikkan Harga BBM, Begini Faktanya
“Kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50 persen ini dilakukan, seiring kinerja keuangan Perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp 20,9 triliun di 2023,” kata Royke dalam konferensi pers, Senin, 4 Maret 2024.
Baca Juga :
Respons Erick Thohir soal 4 Nama Calon Menkeu Pengganti Sri Mulyani
Dia menjelaskan, dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah sebesar 60 persen, maka BNI dipastikan akan menyetorkan dividen sebesar Rp 6,27 triliun ke kas negara.
“Sementara porsi 50 persen lainnya dari laba bersih Perseroan atau senilai Rp 10,45 triliun, akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan,” ujarnya.
Royke menambahkan, sejumlah capaian positif tersebut diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen (yoy) per tahun. “Kemudian pendapatan non-bunga (non-interest income) sepanjang 2023 naik 6,6 persen (yoy), menjadi Rp 21,47 triliun,” kata Royke.
Dia mengatakan, pertumbuhan laba sepanjang tahun lalu seiring dengan meningkatnya profitabilitas. BNI berhasil membukukan tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) sebesar 15,2 persen, atau naik 120 basis poin (bps) dibandingkan dengan capaian sebelum 2019 atau saat pandemi COVID-19.
Royke menegaskan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada tahun 2028, melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM. Sehingga, kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
“BNI juga berhasil mencatat kredit sepanjang tahun 2023 naik 7,6 persen (yoy), menjadi Rp 695 triliun. Angka ini didorong oleh ekspansi di segmen dengan profil risiko rendah, yakni korporasi blue chip baik swasta dan BUMN serta kredit konsumer,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Royke menambahkan, sejumlah capaian positif tersebut diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen (yoy) per tahun. “Kemudian pendapatan non-bunga (non-interest income) sepanjang 2023 naik 6,6 persen (yoy), menjadi Rp 21,47 triliun,” kata Royke.