Jumat, 15 Maret 2024 – 22:39 WIB
Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menandatangani MoU kemitraan dengan Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat (USAID), dalam program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia for Papua Chapter (PASTI Papua).
Direktur & Executive Vice President (EVP)-Chief Financial PTFI, Rob Schroeder mengatakan, pihaknya mendukung Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) oleh pemerintah Indonesia. “Salah satunya melalui kerja sama PTFI dengan USAID, dalam upaya percepatan penurunan stunting khususnya di wilayah Papua,” kata Rob dalam keterangannya, Jumat, 15 Maret 2024.
Dia menyatakan, dalam menjalankan praktik pertambangan yang berkelanjutan, PTFI terus mengutamakan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua. Melalui kolaborasi dengan USAID, Rob berharap nantinya dapat terwujud Papua Sehat, Papua Cerdas, dan Papua Produktif. “Sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Direktur & Executive Vice President of Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma menjelaskan, dalam kemitraan ini PTFI menyediakan dukungan pendanaan sebesar US$3,53 juta, dan USAID mendukung sebesar 500.000 dolar AS. Inisiatif ini merupakan perluasan dari kontribusi USAID sebesar US$4.000.000, untuk program pengurangan stunting di Indonesia yang juga mencakup bantuan teknis dan pengawasan. Kedua belah pihak pun telah menunjuk Wahana Visi Indonesia, sebagai pelaksana program di lapangan.
“Program PASTI Papua berlangsung mulai 2024 hingga 2026, dengan target penerima manfaat di Kabupaten Mimika, Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Asmat. Melalui pendekatan yang terarah ini, PTFI dan USAID berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan gizi anak-anak, dan berkontribusi pada upaya nasional yang lebih luas dalam menanggulangi stunting pada anak,” ujarnya.
Diketahui, Proyek PASTI Papua diimplementasikan dengan tiga tujuan utama. Pertama, meningkatkan kualitas praktik kesehatan dan nutrisi berbasis masyarakat, untuk keluarga yang berisiko stunting melalui intervensi Social Behavior Change (SBC). Upaya ini akan melihat konteks lokal dengan melibatkan masyarakat setempat, termasuk para pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Kedua, meningkatkan kualitas Layanan Kesehatan Primer melalui penguatan layanan kesehatan primer yang terintegrasi dan komprehensif untuk klaster ibu, anak, dan remaja, yang mendorong pendekatan promosi dan preventif. Ketiga, menguatkan kapasitas institusional, serta koordinasi dan tata kelola kolaboratif di antara berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan RAN PASTI di tingkat sub-nasional (dari tingkat provinsi hingga tingkat desa).