Jakarta (ANTARA) – Lupus adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh seseorang. Peradangan ini bisa menyerang berbagai bagian tubuh seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru. Gejala yang muncul termasuk nyeri sendi, sakit kepala, ruam, demam, kelelahan, sakit mulut, kebingungan, pembengkakan kelenjar, pembekuan darah, dan lainnya.
Kondisi ini juga dapat melemahkan tulang, menyebabkan osteoporosis, dan mempengaruhi jantung sehingga menimbulkan masalah kardiovaskular. Faktor genetik, hormon, faktor lingkungan, merokok, dan stres dapat menjadi penyebab terjadinya lupus.
Diperkirakan hampir 5 juta orang di seluruh dunia menderita lupus, dengan 1,5 juta di antaranya tinggal di Amerika Serikat. Hari Lupus Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Mei untuk menghormati orang-orang yang hidup dengan lupus dan mengalami gejala yang bervariasi di seluruh tubuh.
Peringatan ini menekankan pentingnya meningkatkan layanan kesehatan bagi penderita lupus, penelitian mengenai penyebab dan pengobatan lupus, diagnosis dini, dan perawatan. Hari Lupus Sedunia juga merupakan kesempatan bagi organisasi dan penderita lupus di seluruh dunia untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan mencari cara untuk mengurangi penderitaan yang ditimbulkan oleh penyakit ini.
Sejarah Hari Lupus Sedunia dimulai pada tahun 2004 oleh Lupus Kanada dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan lupus. Acara ini melibatkan organisasi lupus dari berbagai negara untuk mendanai penelitian, memberikan layanan pasien yang lebih baik, meningkatkan data epidemiologi, dan meningkatkan kesadaran.
Hari Lupus Sedunia kini diperingati di berbagai benua termasuk Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Lupus biasanya didiagnosis pada usia 15 hingga 44 tahun dan bersifat kronis. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, dengan sekitar 90% penderitanya adalah wanita.
Pada abad ke-13, lupus diberi nama dari kata Latin yang berarti serigala karena luka pada wajah penderita menyerupai gigitan serigala. Lupus, meskipun tidak bisa dicegah, dapat dikurangi risikonya dengan penanganan yang tepat. Gejala lupus bisa muncul di segala usia, termasuk pada anak-anak. Lupus juga memiliki perbedaan dengan alergi yang perlu dikenali.
Dengan pemahaman lebih lanjut tentang lupus, diharapkan penanganan dan kesadaran terhadap penyakit ini dapat meningkat untuk memperbaiki kualitas hidup penderita lupus.