Disabilitas sensorik adalah kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang dengan keterbatasan untuk merasakan atau memproses informasi melalui pancaindra. Jenis disabilitas sensorik meliputi disabilitas netra, disabilitas rungu, dan disabilitas wicara.
Disabilitas netra atau tunanetra terjadi ketika seseorang mengalami gangguan penglihatan akibat kerusakan pada mata dan organ pendukung penglihatan. Ada dua jenis tunanetra, yaitu low vision dan blind. Low vision ditandai dengan penglihatan lemah, sedangkan seseorang dikatakan buta jika tidak memiliki penglihatan sama sekali. Penyebab tunanetra bisa bermacam-macam, seperti kecelakaan, cedera mata, genetik, diabetes, glaukoma, atau degenerasi makula.
Disabilitas rungu atau tunarungu terjadi ketika seseorang mengalami gangguan pendengaran. Ada dua kategori, yaitu tuli dan kurang pendengar. Tuli adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mendengar dan menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Sedangkan kurang pendengar masih memiliki sisa pendengaran dan dapat menggunakan alat bantu dengar.
Disabilitas wicara atau tunawicara terjadi ketika seseorang mengalami hambatan atau gangguan dalam berbicara. Hal ini bisa disebabkan oleh masalah pada organ-organ yang terlibat dalam berbicara, seperti rongga mulut, lidah, dan pita suara. Tunawicara ditandai dengan kesulitan dalam pengucapan atau artikulasi bahasa dan suara, serta kesulitan untuk berbicara jelas.
Penting bagi masyarakat untuk memahami dan mendukung penyandang disabilitas sensorik agar mereka dapat hidup dengan lebih nyaman dan berpartisipasi penuh dalam kehidupan sehari-hari.