Jakarta, VIVA – Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), perkembangan pembangunan sektor infrastruktur di Tanah Air cukup pesat. Salah satu aspek yang terlihat menonjol dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi adalah infrastruktur.
Selain bandara, jalan nasional, pelabuhan, kereta api, Jokowi dikenal cukup gencar melakukan pembangunan jalan tol. Hal ini dilakukan demi aksesibilitas dan konektivitas di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sejak dibangun pertama kali pada tahun 1978 hingga Juni 2024, total panjang jalan tol di Tanah Air kini telah mencapai 2.893,02 kilometer (Km).
Berdasarkan grafik, pertumbuhan jalan tol di Indonesia membentang sepanjang 600,62 km pada medio tahun 1978-2004. Kemudian, panjang ruas tol itu terus berkembang menjadi 189,2 Km di medio 2005-2014.
Sejak saat itu, perkembangannya terus melaju menjadi 132,35 Km di 2015, 43,69 Km di 2016, 156,5 Km di 2017, 442,6 Km di 2018, 522,88 Km di 2019, 246,12 Km di 2020, 122,84 Km di 2021, 142,11 Km di 2022, 217,78 Km di 2023, dan 76,33 Km di tahun 2024.
Dengan demikian, terdapat sekitar 790 Km jalan tol yang dibangun pada medio 1978-2014, dan bertambah 2.103 Km yang beroperasi selama 10 tahun ke belakang. Data BPJT ini menunjukkan bahwa sekitar 72,7 persen tol di Indonesia dibangun di era pemerintahan Jokowi.
Dari total panjang jalan tol tersebut, pemerintahan Presiden Jokowi juga telah berhasil membangun Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak hingga Probolinggo sepanjang 1.065,5 km. Ke depan pemerintah juga berambisi melanjutkan memperpanjang Jalan Tol Trans Jawa hingga ke Banyuwangi.
Dalam rencana besarnya, periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi yang dilaksanakan melalui Program Nawacita, pada poin 9 memiliki salah satu program untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Di dalamnya, Jokowi secara rinci menyebut akan membangun infrastruktur jalan baru dengan panjang sekurang-kurangnya 2.000 Km.
Untuk mewujudkannya, Jokowi pun menganggarkan dana infrastruktur secara besar-besaran hingga mencapai Rp 391,7 triliun, sekaligus merumuskan proyek strategis nasional (PSN). Yakni sebagai dokumen penting untuk memandu pembangunan proyek infrastruktur penting dan strategis, mulai dari Trans Papua hingga jalan tol di luar Jawa.
Selain di Sumatera, tentunya di Pulau Jawa juga sudah banyak ruas tol yang beroperasi. Yang terbaru, pemerintah belum lama telah meresmikan Tol Cimanggis-Cibitung (Cimaci), sebagai bagian dari Tol Lingkar Luar Jakarta 2 atau Jakarta Outer Ring Road (JORR 2).
Tol Cimaci memiliki panjang 19,65 km, dari Simpang Susun Cikeas sampai dengan Junction Cibitung. Dengan beroperasinya Tol Cimaci ini, maka Tol JORR 2 resmi beroperasi penuh dari Bandara Soekarno-Hatta hingga Simpang Susun Cilincing dengan panjangnya mencapai 111 km. Dengan tersambungnya secara penuh JORR 2, maka di Pulau Jawa daftar tol yang sudah beroperasi kembali bertambah hingga mencapai 1.782,47 Km.
Selain di Sumatera dan Jawa, Jokowi juga berhasil membangun tol di daerah lainnya, terutama di Kalimantan dan Sulawesi. Di Kalimantan, Tol Trans Kalimantan yang sudah terbangun pada era Jokowi adalah Samarinda-Balikpapan, dengan panjang mencapai 99,35 Km. Sedangkan di Sulawesi, Jokowi juga menyelesaikan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 Km.
Pembangunan yang massif berdasarkan data Kementerian PUPR terbukti telah memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi regional. Akses yang lebih baik ke pusat-pusat ekonomi juga telah meningkatkan daya saing daerah, mengundang investasi sektor swasta, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Pembangunan Tol Era Jokowi Sukses Pangkas Waktu Tempuh hingga Tekan Biaya Logistik
Saat meresmikan Jalan Tol Ruas Solo – Yogyakarta – Kulon Progo Seksi I Kartasuro – Klaten, sebagai salah satu bagian dari Jalan Tol Trans Jawa pada segmen jalur tengah, Presiden Jokowi menyatakan bahwa pembangunan jalan tol tersebut akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas dari Solo, Jawa Tengah, menuju ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Alhamdulillah, hari ini, sore hari ini Jalan Tol Ruas Solo – Yogyakarta – Kulon Progo Seksi I Kartasura – Klaten sepanjang 22,3 km sudah selesai dan siap dioperasikan. Pembangunan jalan tol ini dimulai sejak 2021 dan selesai di 2024 dengan menelan anggaran biaya Rp 5,6 triliun. Ini akan meningkatkan konektivitas, aksesibilitas dan akan mengefisienkan waktu,” kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 19 September 2024.
Presiden menjelaskan, upaya mengefisienkan waktu tempuh saat ini merupakan suatu hal yang sangat penting, untuk mendorong daya saing. Apabila sebelumnya waktu tempuh Yogyakarta – Solo mencapai 4-6 jam, maka dengan rampungnya pembangunan Jalan Tol Ruas Solo – Yogyakarta – Kulon Progo Seksi I Kartasuro – Klaten ini, waktu tempuh akan terpangkas menjadi kurang lebih 30650 menit.
Selain mampu mengefisiensikan waktu tempuh, Presiden menilai bahwa pembangunan ruas jalan tol yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa tersebut, diharapkan juga bisa mengurangi kepadatan kendaraan yang melewati rute jalan nasional. Sehingga, masyarakat jadi mempunyai beberapa pilihan alternatif.
“Kita akan memperkirakan antara di 30-an menit bisa atau 40 menit sudah bisa sampai, sehingga akan mengurangi (beban) jalan nasional yang sekarang sudah ada, yang sangat ramai, yang sangat crowded sekali,” ujarnya.