Minggu, 29 September 2024 – 13:53 WIB
VIVA – Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat telah direspon oleh Pemerintah dengan menerapkan kebijakan yang mendukung pemanfaatan teknologi digital di berbagai sektor dalam industri nasional. Pemerintah juga telah meluncurkan Kerangka Ekonomi Digital Nasional pada tahun 2023 dengan proyeksi bahwa kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor akan menjadi komponen inti dari strategi ekonomi digital Indonesia saat ini dan di masa depan.
“Baca Juga:
Ngobrol Bareng Anak Muda, Anindya Bakrie Sebut Lapangan Kerja Masih Jadi Isu Utama
“Kita perlu bersyukur dengan bonus demografi Indonesia, namun syaratnya adalah bonus demografi harus memberikan produktivitas. Untuk mencapainya, Pemerintah memfasilitasi pendidikan khusus, re-skilling and up-skilling, dan pendidikan kelas dunia. Diantaranya adalah keberadaan Universitas Tsinghua di Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali harus diperluas dan diperdalam,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Acara Knowledge Sharing and Networking “Membentuk Ekonomi Masa Depan: AI & Semikonduktor” di Kampus Unity in Diversity (UID) di Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali, Minggu (29/09).
Kegiatan knowledge sharing dan networking tersebut diadakan atas kerjasama Dewan Nasional KEK, KEK Kura-Kura Bali, Tsinghua Southeast Asia, dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Menko Airlangga juga menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan KEK Kura-Kura Bali, yaitu Pemerintah, akademisi, dan pelaku industri.
“Jadi pertemuan penting ini sungguh penting, karena ini merupakan langkah awal Indonesia untuk berada dalam ekosistem AI dan semikonduktor,” kata Menko Airlangga.
Kampus UID Bali sendiri telah menjadi tempat berbagai kerja sama dalam program-program kepemimpinan dan pendidikan berkelanjutan antara UID dan Tsinghua Southeast Asia (TSEA). Menko Airlangga juga memberikan arahan agar di KEK Kura-Kura Bali dapat dibangun kampus ekonomi yang bisa menjadi jantung kehidupan dan pusat intelektualitas KEK Kura-Kura Bali.
“Kampus ini dapat menjadi inti dari pengembangan sumber daya manusia, khususnya untuk pengembangan sumber daya manusia di wilayah Indonesia timur dan tengah. Jika kita dapat mengembangkan kampus Tsinghua di Indonesia dan menampung tidak hanya dari Jawa, tetapi juga dari tengah dan timur, saya rasa ini akan menjadi katalisator teknologi dan inovasi di Indonesia,” kata Menko Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menekankan bahwa transformasi teknologi menjadi kunci untuk membuka potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mempercepat tiga mesin ekonomi, yaitu dengan merevitalisasi mesin ekonomi konvensional, menggerakkan mesin ekonomi baru, dan memperkuat ekonomi Pancasila.
Selain memprakarsai dan meluncurkan Roadmap Making of Indonesia 4.0 untuk merevitalisasi sektor manufaktur dan bertransformasi menjadi kekuatan besar dalam revolusi industri keempat melalui transformasi teknologi, dalam jabatan Kepemimpinan ASEAN 2023 Menko Airlangga juga telah meluncurkan Digital Economic Framework Agreement (DEFA) dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN.
Lebih lanjut, Pemerintah telah membentuk satuan tugas terkait semikonduktor untuk mempercepat pengembangan ekosistem semikonduktor di tanah air. Dalam waktu dekat, Indonesia akan memperluas kapasitas Assembly, Testing & Packaging (ATP) lokal dan pengembangan talenta berkompetensi tinggi.
“Setiap pengembangan AI maupun semikonduktor melibatkan puluhan manusia. Jadi ini sebenarnya akan menciptakan lapangan kerja dengan berbagai keterampilan,” tegas Menko Airlangga.
Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain adalah Deputi III Kemenko Perekonomian Elen Setiadi, Deputi V Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang, Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar dan I Gusti Putu Suryawirawan, Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede dan Hammam Riza, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Wakil Ketua III Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK Budi Santoso, Direktur Utama PT Bali Turtle Island Development Sri Indrastuti Hadiputranto, Presiden UID Tantowi Yahya, Laboratorium Tsinghua of Brain and Intelligence Prof. Stella Christie, dan Sekretaris Jenderal PII Bambang Goeritno.