Kementerian Pertanian (Kementan) menemukan berbagai informasi hoaks terkait Program Brigade Pangan yang tersebar di media sosial. Informasi yang menyesatkan tentang mekanisme pembentukan dan pendaftaran Brigade Pangan, serta gaji sebesar 10 juta rupiah menjadi perhatian yang harus disikapi dengan bijak. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch. Arief Cahyono, mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi terkait program tersebut.
Pentingnya verifikasi langsung dari sumber resmi Kementerian Pertanian menjadi fokus untuk menghindari penyebaran hoaks yang dapat menghambat program tersebut. Berita palsu tentang pendaftaran petani Milenial, mekanisme pembentukan dan pendaftaran Brigade Pangan, serta klaim tidak benar terkait pemberian bantuan alat mesin pertanian dan pupuk perlu disikapi dengan hati-hati. Dukungan penuh dari semua pihak, termasuk kesadaran masyarakat dalam memerangi hoaks, diperlukan untuk menjamin keberhasilan Program Brigade Pangan sebagai motor penggerak pertanian modern di Indonesia.
Program ini menawarkan kolaborasi antara teknologi, manajemen modern, dan pemberdayaan petani milenial untuk meningkatkan produksi padi secara signifikan dan menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Dengan pembentukan Brigade Pangan yang terdiri dari 15 petani milenial yang bertanggung jawab atas lahan pertanian seluas ±200 hektar, diharapkan kontribusi terhadap produktivitas pertanian nasional akan meningkat. Pelatihan intensif, akses terhadap alat dan mesin pertanian modern, serta infrastruktur yang mendukung menjadi bagian dari program untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih modern, profesional, dan berkelanjutan. Keselamatan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program menjadi prioritas pemerintah demi keberhasilan Program Brigade Pangan.