Rambutan, buah tropis yang populer di Indonesia, seringkali dianggap bisa menyebabkan batuk. Namun, apakah ini benar atau hanya mitos belaka? Rambutan, atau Nephelium lappaceum, dikenal dengan rasa manis dan segar karena kandungan gula alami yang tinggi saat sudah matang. Meskipun ada anggapan bahwa mengonsumsi rambutan bisa memicu batuk, tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan langsung antara kedua hal tersebut.
Dr. Resthie Rachmanta, M.Epid. dari Klikdokter mengungkapkan bahwa gula alami pada rambutan mungkin menyebabkan reaksi batuk pada beberapa individu karena cenderung melekat di tenggorokan. Bagi orang yang tengah mengalami batuk atau radang tenggorokan, mengonsumsi rambutan dapat merangsang produksi lendir lebih banyak, membuat tenggorokan berusaha membersihkan gula alami dengan batuk.
Meskipun buah rambutan menjadi pemicu reaksi batuk bagi beberapa individu, hal ini tidak berlaku secara universal. Kandungan gula tinggi, residu di tenggorokan, atau sensitivitas individu bisa menjadi penyebabnya. Jadi, jika Anda sedang batuk, sebaiknya hindari makan rambutan. Namun, jika ingin tetap mengonsumsinya, disarankan untuk minum air hangat setelahnya untuk mengurangi ketidaknyamanan di tenggorokan.
Mitos mengenai rambutan dan batuk memang ada, tetapi hal ini bergantung pada faktor-faktor tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memahami reaksi tubuh masing-masing individu terhadap buah ini. Jadi, jangan khawatir mengonsumsi rambutan selama tubuh Anda tidak menunjukkan reaksi batuk.