Generasi Z atau Gen Z saat ini semakin memilih karier sebagai freelance daripada bekerja di kantor dengan jam kerja 9-5, berdasarkan survei dari Upwork. Lebih dari separuh pekerja Gen Z telah mencoba pekerjaan freelance, dan 53% dari mereka menjadikannya sebagai pekerjaan utama mereka. Sebelumnya, survei oleh Upwork Research Institute dan Edelman DXI menunjukkan bahwa 38% tenaga kerja di AS melakukan pekerjaan freelance, yang meningkat dari tahun sebelumnya. Data terbaru menunjukkan bahwa 52% profesional Gen Z bekerja sebagai freelancer, dibandingkan dengan generasi Milenial, Gen X, dan Baby Boomers.
Menariknya, lebih dari separuh pekerja freelance Gen Z menjadikan freelance sebagai karier utama mereka, bekerja setidaknya 40 jam per minggu, bahkan sudah melakukannya selama lebih dari dua tahun. Generasi ini mulai meninggalkan pola kerja tradisional untuk mencari kebebasan, kendali, dan otonomi dalam bekerja sesuai preferensi mereka.
Alasan Gen Z memilih freelance antara lain untuk fleksibilitas kerja, kemampuan bekerja dari lokasi yang dipilih, mengejar passion dalam pekerjaan, serta kendali yang lebih besar atas pengembangan karier dan diri. Perubahan pola pekerjaan ini juga membawa dampak pada dunia kerja, di mana generasi muda membangun karier sesuai gaya hidup mereka tanpa perlu terikat dengan pola kerja tradisional.
Stigma seputar pekerjaan freelance pun semakin berkurang, dengan banyak pemberi kerja memahami bahwa freelancer dapat membawa nilai tambah pada perusahaan mereka. Hal ini menunjukkan perubahan dalam cara pandang terhadap freelance sebagai pilihan karier yang valid dan menarik.