The Raws kembali dengan single baru bertajuk “Dansa Porak Poranda” setelah empat tahun sejak merilis album ‘Transisi’ pada 2021. Lagu ini merefleksikan keputusasaan hidup di Jakarta, kota yang dipenuhi dengan ketimpangan sosial dan hiruk-pikuk metropolitan yang membebani masyarakat terpinggirkan. Dengan lirik penuh pertanyaan dan kejujuran, lagu ini menggambarkan keresahan mereka yang berjuang bertahan hidup di tengah realitas kota besar. The Raws menyampaikan pesan tentang tantangan hidup yang sulit dan usaha untuk bertahan di situasi yang tampak mustahil melalui lagu ini.
“Dansa” dalam lagu ini bukanlah pesta atau selebrasi, tetapi metafora perlawanan dan bertahan di tengah kekacauan hidup. The Raws mengajak pendengarnya untuk merasakan kegelisahan kolektif yang sering diabaikan. Ini menggambarkan semangat untuk tetap hidup meskipun dunia terasa porak poranda, terutama bagi mereka yang hidup di bayang-bayang kemewahan kota. Liriknya memperlihatkan realitas pahit individu yang terperangkap dalam rutinitas tanpa arah, sementara frasa seperti “Berdansa di antara reruntuhan Jakarta” mencerminkan sisi kota yang luput dari pandangan publik.
“Dansa Porak Poranda” melanjutkan narasi dari lagu sebelumnya yang menyoroti ketimpangan sosial di Jakarta. Namun, lagu ini menggali sisi yang lebih gelap, intim, dan melankolis, memperlihatkan betapa kerasnya hidup sehari-hari di balik kemewahan kota. The Raws memperkenalkan formasi baru mereka dengan masuknya vokalis tambahan dan drummer, memberikan energi baru tanpa melunturkan identitas band. Secara musikal, lagu ini kembali pada akar dengan sound Pogo Punk era 90-an yang mentah dan lugas, setelah menjelajahi genre yang lebih luas sebelumnya.
“Dansa Porak Poranda” menjadi seruan bagi mereka yang tetap berjuang dalam ketidakberdayaan, menunjukkan kekuatan bertahan hidup yang tak pernah padam. The Raws sekali lagi menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan oleh sistem sosial. Bagi penggemar musik punk, lagu ini bisa dinikmati di platform Bandcamp. The Raws adalah band punk asal Jakarta Timur yang terbentuk pada 1998, dengan semangat menjadi suara kegelisahan yang tersembunyi di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota.