Perusahaan solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik, terpilih sebagai industri percontohan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI dalam menerapkan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) untuk mengurangi emisi industri. Langkah ini merupakan bagian dari implementasi Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara Petrokimia Gresik, Kemenperin, dan Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN) di Jakarta. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menegaskan komitmen perusahaan dalam mengurangi emisi industri untuk mendukung program Net Zero Emission (NZE) yang dicanangkan Pemerintah hingga tahun 2050. Petrokimia Gresik telah lama menjalankan program dekarbonisasi sebagai upaya bersama dengan arahan Kementerian BUMN RI dalam mendukung visi Presiden dan Wakil Presiden RI terkait kehidupan harmonis dengan lingkungan. Melalui langkah-langkah inisiatif yang terukur, Petrokimia Gresik memastikan implementasi prinsip-prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan kepatuhan terhadap regulasi emisi yang berlaku.
Proyek dekarbonisasi Petrokimia Gresik mencakup penggunaan teknologi CCU yang terbukti efektif dalam mengurangi emisi karbon industri, dengan kerjasama dari UWIN sebagai produsen teknologi CCU. Petrokimia Gresik bertanggung jawab atas penyiapan lahan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam proyek ini. Perusahaan juga memiliki Roadmap dekarbonisasi yang akan dijalankan hingga tahun 2030, termasuk transisi energi dari batubara ke gas alam serta penggunaan bahan bakar gas pada berbagai proses produksi. Dwi Satriyo menjelaskan bahwa dekarbonisasi merupakan langkah penting bagi Petrokimia Gresik dalam mendukung Pupuk Indonesia sebagai pemimpin dalam industri hijau, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bisnis perusahaan, terutama di pasar internasional. Langkah-langkah tersebut disambut baik oleh Kemenperin, dengan penandatanganan kerjasama yang melibatkan pihak-pihak terkait sebagai langkah awal dalam implementasi proyek tersebut.