Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, diplomasi budaya menjadi instrumen penting dalam memperkuat hubungan internasional. Indonesia, dengan kekayaan budaya dan bahasa yang sangat beragam, dapat memanfaatkan kekuatan sektor ini untuk meningkatkan posisinya di dunia. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan yang merepresentasikan identitas bangsa, memiliki potensi besar dalam diplomasi budaya global. Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian khusus pada pengembangan kebudayaan melalui berbagai regulasi seperti Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan. Program-program pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) juga dirancang untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia ke dunia.
Kebudayaan adalah cerminan jati diri bangsa dan menjadikan nilai-nilai masyarakat dapat dipromosikan secara global. Filosofi kebhinekaan Indonesia, jika diangkat dalam diplomasi budaya, akan memberikan pesan positif tentang toleransi, persatuan dalam keragaman, dan harmoni sosial. Penguatan kebudayaan dan bahasa juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang inklusif. Diplomasi budaya tidak hanya memberikan peluang untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif, tetapi juga dapat memperkuat soft power negara. Melalui inisiatif seperti “Indonesian Arts and Culture Scholarship”, Indonesia dapat membangun hubungan jangka panjang dengan masyarakat internasional.
Tantangan diplomasi budaya terletak pada perubahan budaya global yang terus masuk melalui media digital. Digitalisasi budaya adalah salah satu cara inovatif untuk menjaga dan mempromosikan budaya nasional. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku kebudayaan, Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan budayanya untuk memperkuat posisi di panggung internasional. Sebagai negara dengan warisan budaya yang kaya, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain penting dalam diplomasi global.