PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah mengumumkan pembagian laba bersih tahun 2024, sejumlah Rp 13,95 triliun atau Rp 374 per saham sebagai dividen tunai. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan. Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo menyampaikan bahwa RUPST juga menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan sebesar Rp 21,46 triliun, yang akan dibayarkan secara proporsional sebagai dividen tunai. Sejumlah 35 persen dari laba atau setara dengan Rp 7,5 triliun akan dipergunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group. Selain itu, Perseroan akan menyetorkan Rp 8,37 triliun sebagai dividen bagi negara. RUPST juga menyetujui pembelian kembali saham Perseroan sebesar-besarnya Rp 1,5 triliun.
Dengan adanya persetujuan RUPST, susunan direksi BNI kini bertambah menjadi 13 orang dari sebelumnya 12 orang, sementara susunan komisaris berkurang dari 11 menjadi 6 orang. Susunan komisaris dan direksi baru juga telah diumumkan, menempatkan Putrama Wahju Setyawan sebagai Direktur Utama dan Omar Sjawaldy Anwar sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen. Pembelian kembali saham Perseroan juga dilakukan untuk memberikan indikasi kepada investor bahwa harga saham Perseroan saat ini tidak mencerminkan fundamental Perseroan. Buyback saham ini juga termasuk dalam Program Kepemilikan Saham Pegawai dan pengalihan saham lainnya, sesuai persetujuan OJK. Tidak hanya itu, BNI juga telah memperkenalkan fitur baru Wondr yang mempermudah investasi Sukuk. Selain itu, ada juga rencana pengalihan saham hasil buyback untuk pelaksanaan Program Kepemilikan Saham Pegawai dan/atau Direksi dan Dewan Komisaris yang memenuhi syarat. Semua keputusan RUPST ini diambil untuk menjamin perkembangan dan keberlangsungan usaha BNI Group ke depan.