Pengguna Vespa klasik telah lama menjaga tradisi saling klakson, melambaikan tangan, atau sekadar mengangguk sebagai bentuk salam di jalan sebagai tanda solidaritas dan persaudaraan di antara sesama penggemar skuter asal Italia. Namun, kebiasaan ini mulai memudar, terutama di kalangan pengguna Vespa matik generasi baru. Meskipun demikian, nilai-nilai kebersamaan ini tetap diharapkan dapat dilestarikan dalam komunitas Vespa. Fenomena ini dipahami oleh pengamat transportasi sebagai interaksi sosial unik yang meningkatkan solidaritas antar pengguna Vespa. Akar budaya solidaritas ini berasal dari sejarah panjang penggunaan Vespa di Eropa pada dekade 1960-an, di mana skuter ini menjadi simbol gaya hidup, kebebasan, dan solidaritas di tengah keterbatasan ekonomi. Di Indonesia, budaya saling klakson dijaga kuat oleh komunitas Vespa seperti Lhapscoot yang tidak hanya fokus pada kegiatan otomotif, tapi juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Namun, generasi baru pengguna Vespa, terutama yang menggunakan model matik, belum sepenuhnya memahami atau meneruskan tradisi ini. Oleh karena itu, menjaga tradisi kecil seperti saling salam di jalan bisa menjadi simbol kehangatan dan persaudaraan yang mulai langka di ruang publik di tengah modernisasi dan individualisme yang semakin deras. Alangkah baiknya jika tradisi solidaritas ini tetap dijaga agar solidaritas Vespa tidak hanya menjadi cerita masa lalu, melainkan dapat terus diperbarui dan dilestarikan untuk generasi-generasi mendatang.