Pariwisata Indonesia menghadapi ancaman serius yang disebabkan oleh masalah sampah. Pernyataan ini disampaikan oleh Teguh Anantawikrama, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Transformasi Digital dan Teknologi. Sampah bukan hanya masalah kebersihan biasa, tetapi juga telah berdampak langsung pada lingkungan, kenyamanan wisatawan, dan citra negara. Di sejumlah destinasi wisata, terutama yang berada di kepulauan, sampah baik yang dibuang sembarangan maupun yang dibawa arus laut sudah mulai merusak keindahan alam Indonesia yang luar biasa.
Gerakan Wisata Bersih yang dipimpin oleh Menteri Pariwisata, Ibu Widiyanti Putri Wardhana, disambut dengan positif oleh Teguh Anantawikrama karena menyentuh akar permasalahan, yaitu kebiasaan dan kesadaran kolektif. Menurutnya, menjaga kebersihan bukan hanya tugas petugas atau pengelola kawasan, tetapi adalah tanggung jawab moral bersama sebagai warga, wisatawan, dan bangsa Indonesia. Indonesia dengan 17.380 pulau adalah anugerah, namun juga merupakan amanah yang harus dijaga kebersihannya.
Data menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik per tahun, dan sebanyak 1,29 juta ton diantaranya masuk ke laut. Jika tidak ditangani dengan cepat dan strategis, laut Indonesia yang seharusnya menjadi daya tarik juga dapat menjadi jalur sampah global. Teguh Anantawikrama dan Ketum Kadin Anindya Bakrie dari Indonesian Tourism Investors Club (ITIC) mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam Gerakan Wisata Bersih ini dan menjadikannya bukan hanya sebagai kampanye, tetapi juga sebagai gerakan moral dan budaya. Menyadari bahwa Indonesia terlalu indah untuk dikotori, mereka mendorong untuk menjaga pulau-pulau dan lautan Indonesia agar tetap bersih dengan tindakan nyata dan kreativitas yang produktif.