Pasar Asia-Pasifik mengalami fluktuasi saat pembukaan perdagangan pada Kamis, 19 Juni 2025. Sikap investor yang menunggu keputusan Federal Reserve AS (The Fed) serta konflik antara Israel dan Iran menjadi sentimen utama yang mempengaruhi naik turunnya indeks. Federal Reserve diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen sampai 4,5 persen, yang telah dipertahankan sejak Desember 2024. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa bank sentral masih menunggu dampak inflasi dari tarif Presiden Donald Trump sebelum melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Selain itu, The Fed juga mengindikasikan kemungkinan dua kali pemotongan suku bunga hingga akhir tahun ini. Investor juga mengawasi keputusan bank sentral Taiwan dan Filipina yang dijadwalkan untuk mengumumkan suku bunga pada hari yang sama. Sementara itu, Presiden Trump berencana untuk mengumpulkan penasihat keamanan nasionalnya untuk membahas kemungkinan serangan militer AS terhadap Iran di tengah konflik dengan Israel. Pada perdagangan pasar, indeks Nikkei 225 di Jepang merosot, sedangkan Kospi di Korea Selatan naik. Wall Street juga menunjukkan penutupan perdagangan yang beragam, dengan Dow Jones Industrial Average melemah dan S&P 500 terkoreksi sedikit. Semua pergerakan ini menjadi sorotan utama dalam pasar keuangan global pada hari itu.