Minuman beralkohol sering dianggap sebagai sarana untuk menghilangkan penat atau bersosialisasi oleh sebagian orang. Namun, setelah diminum, alkohol yang masuk ke dalam tubuh tidak langsung hilang. Proses penyerapan dan pembuangan alkohol membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan efeknya bisa bertahan hingga berhari-hari tergantung pada kondisi individu dan metode pemeriksaannya.
Alkohol diserap oleh tubuh dengan cara yang berbeda dari makanan atau minuman lainnya. Sekitar 20 persen alkohol langsung diserap ke dalam pembuluh darah melalui lambung setelah diminum, sementara 80 persennya masuk ke usus halus sebelum menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan mencapai otak. Proses pengecekan alkohol tubuh dilakukan secara perlahan dengan rata-rata kecepatan pemecahan alkohol sekitar 20 mg/dL per jam. Meskipun demikian, tubuh akan menyerap alkohol lebih cepat daripada kemampuannya untuk mengeluarkannya, tetapi hanya bisa mengurangi kadar alkohol sekitar 0,016 persen per jam.
Efek konsumsi alkohol juga dapat terdeteksi dalam tubuh melalui beberapa jenis tes. Alkohol dapat terdeteksi dalam tes darah hingga 12 jam setelah dikonsumsi, dalam tes napas hingga 24 jam, dalam urine 10-12 jam, dalam air liur 1-5 hari, dan bahkan dalam folikel rambut hingga 90 hari setelah konsumsi. Namun, lama deteksi alkohol dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berat badan, usia, jenis kelamin, kondisi hati, metabolisme tubuh, jenis minuman, kadar alkohol, dan jumlah asupan.
Alkohol memang cepat diserap oleh tubuh, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk dibuang sepenuhnya. Efek alkohol bisa bertahan hingga 24 jam atau lebih tergantung pada sejumlah faktor. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi alkohol mengingat risiko kesehatan dan dampak hukum yang bisa timbul.