Selasa, 24 Oktober 2023 – 17:07 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menegaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah dirancang untuk siap menghadapi berbagai guncangan global. Antisipasi semacam itu bahkan sudah dilakukan sejak tahun lalu, saat harga minyak dunia sempat naik tinggi di atas US$100 per barel.
“Jadi seperti APBN yang sudah kita tunjukkan sejak tahun 2022, ketika harga minyak di atas US$100 per barel. Saat itu pemerintah sudah memerankan APBN sebagai penyerap goncangan,” kata Febrio dalam BNI Investor’s Daily Summit 2023, Selasa, 24 Oktober 2023.
Dia memastikan bahwa Kementerian Keuangan telah melihat berbagai risiko global yang mungkin terjadi dan berpotensi memicu ketidakpastian di masa depan. Terlebih lagi, perang antara Rusia dan Ukraina yang berlanjut sejak tahun lalu dan belum berakhir sampai saat ini. Hal ini juga ditambah dengan eskalasi konflik di Timur Tengah antara Hamas-Israel yang kembali memanas baru-baru ini.
Selain itu, Febrio juga menjelaskan tentang masalah hubungan dagang dan ekonomi antara Amerika Serikat dan China, yang juga berpotensi menimbulkan risiko dan persaingan yang lebih divergen di masa depan. Kerentanan di sisi internal perekonomian Amerika Serikat yang masih dihadapkan pada kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi, juga bisa memengaruhi ketidakstabilan sektor eksternal perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, Febrio memastikan bahwa pemerintah telah merancang APBN untuk tetap kuat dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Selain itu, Kementerian Keuangan juga terus berfokus pada peningkatan daya beli masyarakat agar dapat menghambat pertumbuhan tingkat kemiskinan dan menjaga kesejahteraan masyarakat.
Febrio juga menyebut bahwa pemerintah fokus dalam menjaga defisit APBN, yang berhasil ditekan dari 6,09 persen pada tahun 2020 menjadi 2,35 persen pada tahun 2022. Capaian tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020, yang menetapkan batas defisit APBN harus kembali ke bawah 3 persen per tahun pada 2023.
“Jadi itu semua adalah konsolidasi satu tahun lebih awal,” ujarnya.