Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2023 mencapai 50,70 poin, mengalami penurunan sebesar 1,81 poin dibandingkan dengan September 2023. Penurunan ini disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah, banjirnya produk impor, dan peredaran barang ilegal.
Menurut Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, Indonesia saat ini mengalami penurunan permintaan baik secara domestik maupun luar negeri. Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah perlambatan ekonomi di Cina dan Uni Eropa, kenaikan suku bunga The Fed, kemarau yang panjang, belum berakhirnya perang Rusia-Ukraina, dan dimulainya perang Israel-Palestina. Hal ini telah menyebabkan penurunan daya beli produk manufaktur Indonesia.
Meskipun IKI Oktober 2023 masih berada di zona ekspansi dengan angka 50,70, namun mengalami penurunan sebesar 1,81 poin dibandingkan dengan September 2023.
Penurunan nilai IKI disebabkan oleh tiga faktor utama. Pertama, penurunan daya beli secara global yang disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan global terutama di negara mitra dagang utama Indonesia seperti Tiongkok dan Eropa.
Kedua, penurunan daya beli di pasar domestik yang dipicu oleh kenaikan harga energi, terutama bahan bakar minyak (BBM), dan kenaikan suku bunga. Hal ini juga menyebabkan kenaikan harga barang manufaktur.
Ketiga, melemahnya nilai tukar rupiah, yang menyebabkan biaya input untuk produk dengan bahan baku impor semakin tinggi, sehingga berdampak pada kenaikan biaya produksi.
Selain itu, faktor eksternal seperti banjirnya produk impor, peredaran barang ilegal, dan kenaikan harga energi juga ikut mempengaruhi penurunan IKI pada Oktober 2023.
Kondisi ini telah menyebabkan 16 subsektor mengalami penurunan nilai IKI, dengan tiga subsektor terbesar yang mengalami penurunan nilai IKI adalah Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri Pengolahan Tembakau, dan Industri Komputer, Barang Elektronik, dan Optik.