Pemerintah memberikan insentif untuk sektor properti perumahan, yang disambut baik oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Bank ini optimis bahwa penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat tumbuh secara signifikan. Direktur Consumer Bank BTN, Hirwandi Gafar, mengapresiasi langkah pemerintah untuk mempermudah masyarakat memiliki hunian. Insentif ini juga akan mendorong penyaluran KPR karena mayoritas calon pembeli rumah masih memilih KPR sebagai opsi utama. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menanggung PPN bagi harga rumah hingga Rp2 miliar. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif berupa bantuan biaya pengurusan administrasi rumah bagi MBR sebesar Rp4 juta. BTN sendiri, lebih dari 90% portofolio KPR masih terdiri dari rumah dengan harga di bawah Rp2 miliar, termasuk segmen rumah murah. Selain menyalurkan KPR subsidi, BTN juga menyasar segmen emerging affluent dengan KPR non-subsidi. Hingga Agustus 2023, portfolio KPR BTN baik subsidi maupun non-subsidi tumbuh lebih dari 10%. Dengan adanya insentif ini, BTN optimistis tren pertumbuhan KPR akan berlanjut hingga akhir 2024. Saat ini, hampir 90% nasabah KPR BTN adalah pembeli rumah pertama yang melakukan pembelian melalui mitra developer BTN. Dengan adanya stimulus pemerintah ini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat memiliki hunian sendiri dan mengurangi angka backlog. Insentif ini tidak hanya berdampak pada sektor perumahan, tetapi juga akan berdampak pada ekonomi nasional karena perumahan memberikan multiplier effect bagi 185 subsektor yang terkait. Insentif PPN DTP ini akan diimplementasikan dalam dua tahap. Tahap pertama akan memberikan insentif 100% dari November 2023 hingga Juni 2024. Tahap kedua akan memberikan insentif 50% dari Juli hingga Desember 2024.