Selasa, 7 November 2023 – 17:28 WIB
Jakarta – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) meyakini bahwa penyaluran kredit akan tumbuh semakin pesat di tahun 2023. Direktur Finance BTN, Nofry Rony Poetra meyakini, hingga akhir tahun 2023 ini pihaknya akan dapat menjaga pertumbuhan kredit di level double digit.
“Adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi penyumbang kinerja positif perseroan,” kata Nofry dalam keterangannya, Selasa, 7 November 2023.
Dia menjelaskan, lebih dari 90 persen portofolio KPR BTN masih didominasi oleh rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar, termasuk di dalamnya yakni segmen rumah murah. Selain fokus menyalurkan KPR Subsidi, Bank BTN juga intens menyasar KPR Non-Subsidi, yang membidik segmen emerging affluent. Strategi tersebut dieksekusi dengan membuka 3 Sales Center di BSD, Kelapa Gading, dan Surabaya.
Selain itu, lanjut Nofry, insentif selanjutnya yaitu pemberian Bantuan Biaya Administrasi (BBA) sebesar Rp 4 juta bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), saat mereka membeli rumah subsidi.
“Pemerintah juga menaikkan batas harga rumah yang bisa dibeli MBR dan memperoleh pembebasan PPN menjadi Rp 350 juta, baik rumah tapak maupun rumah susun,” ujar Nofry.
Menurutnya, hal ini akan menguntungkan BTN, sebagai kontributor utama dalam pembiayaan perumahan, khususnya KPR Subsidi dengan market share yang mencapai 83 persen untuk penyaluran KPR Subsidi. Dengan adanya insentif BBA ini, Nofry yakin hal itu akan meningkatkan potensi realisasi KPR Subsidi lebih banyak lagi kedepannya.
“Hingga Agustus 2023, kami mencatatkan portfolio KPR baik Subsidi maupun Non-Subsidi tumbuh double digit di atas 10 persen. Dengan adanya insentif tersebut, kami optimistis tren pertumbuhan KPR masih berlanjut hingga akhir 2024,” ujarnya.
Diketahui, para analis juga telah memproyeksikan kinerja BTN (BBTN) masih dapat mencapai target hingga akhir tahun 2023. Per Senin, 6 November 2023, konsensus analis memproyeksikan laba bersih BBTN dapat mencapai Rp 3,2 triliun ditopang Net Interest Margin (NIM) yang mencapai 4,0 persen.
Analis Yuanta Sekuritas Indonesia, Yap Swie Cu mengatakan, kinerja BTN diyakini masih on track. Salah satu penyumbangnya antara lain yakni strategi kredit high-yield. “Kami menjaga rekomendasi beli untuk Bank BTN,” kata Yap dalam risetnya, dikutip Selasa, 7 November 2023.
Senada, Head of Research Sucor Sekuritas, Edward Lowis, juga memproyeksikan bahwa BBTN masih akan mencatatkan laba bersih di level Rp 3 triliun pada akhir 2023. Salah satu penopang proyeksi tersebut yakni peningkatan kredit, yang masih akan berlanjut di tahun ini dan mencapai pertumbuhan sebesar 10 persen.
“Kami masih mempertahankan rekomendasi beli,” ujar Edward.