Insan Madani, singkatan dari Ikatan Pesantren Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Indonesia, dipimpin oleh Ahmad Indra Dwi atau yang akrab disapa Gus Indra, adalah kolaborasi dan sinergi antar pesantren binaan Astra yang bergerak di bidang sociopreneur pesantren. Pesantren telah lama menjadi panutan umat dalam mempelajari agama dan mengenal Tuhannya, namun pesantren juga berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi umat. Para Wali Songo telah menjadi teladan dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Maka dari itu, Insan Madani menjadi wadah bagi pesantren-pesantren binaan Astra yang berkomitmen untuk membangun ekonomi umat dan masa depan Indonesia.
Insan Madani didukung oleh PT Astra Internasional dalam bentuk pelatihan dan pengembangan produk unggulan. Banyak pesantren yang telah sukses mengembangkan usaha mereka, seperti menghasilkan abon dari ikan lele, kopi arabika, keripik, dan bahkan telah mendapatkan kontrak ekspor dari buyer luar negeri. Astra membantu pesantren-pesantren yang serius dalam mengembangkan usaha mereka dengan menyediakan fasilitas produksi dan pembiayaan. Dalam memajukan potensi ekonomi pesantren, Insan Madani dan Astra juga mendorong produk-produk tersebut menuju pasar dalam dan luar negeri.
Beberapa pesantren yang menjadi binaan Insan Madani adalah Pondok Pesantren Al-Azhar Alalich Mughny (AAM) di Kabupaten Malang, Pesantren Darul Mujahaddah Al Waliyyah dari Takengon Aceh yang memproduksi kopi, dan Pesantren Al Barokah, Salatiga, yang membudidayakan beras organik berbasis digital farming. Para pesantren ini telah menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar dalam bentuk mitra kerja, tenaga kerja, dan jaringan pemasaran. Potensi produk unggulan di sekitar pesantren seperti peternakan ayam petelur, pertanian, dan industri kreatif juga dapat dikembangkan.
Salah satu contoh kegiatan Insan Madani yang berhasil adalah di DSA Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Melalui teknologi terbarukan, pangan arang kayu yang dihasilkan di wilayah ini menjadi komoditas yang mempengaruhi nilai ekonomi. Insan Madani berhasil menembus pasar internasional dengan menjual arang kayu tersebut kepada buyer investor dari Belanda.
Dalam mengembangkan Insan Madani, Gus Indra memiliki prinsip “Siapa yang menanam, Dia yang akan menuai.” Ia merasa bahwa ini adalah amanah besar yang diberikan kepada pesantren, dan sebagai pendiri dan pemimpin Insan Madani, Gus Indra berkomitmen untuk memajukan program ini.