Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan kepada para kepala daerah bahwa APBD memiliki peran yang sama dengan APBN, untuk menjadi peredam kejutan atau shock absorber bagi perekonomian di daerah tersebut.
Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah, yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, serta kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia. Sri Mulyani mengatakan bahwa APBD dapat digunakan sebagai peredam kejutan jika ukuran APBN besar. Dia juga menekankan kepada para kepala daerah untuk memanfaatkan APBD sebagai pengaman baik dari sisi permintaan maupun penawaran jika terjadi goncangan pada ekonomi atau inflasi di daerahnya.
Menurut Sri Mulyani, jika kegiatan ekonomi masyarakat aktif, maka perekonomian nasional juga akan relatif stabil. Dia juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional saat ini masih cukup baik dan bisa mencapai 5 persen meskipun ada gejolak ekonomi dunia yang luar biasa. Sri Mulyani berharap bahwa kepala daerah dapat menginspirasi daerah lain dalam menangani inflasi. Dia juga menegaskan pentingnya melihat data dan mengelola dampaknya terhadap perekonomian dan rakyat serta menerjemahkan data tersebut ke dalam tindakan yang spesifik di daerah masing-masing.
Sri Mulyani juga mengungkapkan kegembiraannya karena banyak daerah di Indonesia yang mendapatkan penghargaan dalam penanganan inflasi, tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dia berharap kepala daerah bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola inflasi dan perekonomian secara efektif.