Kamis, 23 November 2023 – 15:39 WIB
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memprediksi, pertumbuhan ekonomi global 2024 akan melambat, dan tumbuh sebesar 2,8 persen secara year-on-year (yoy). Perkiraan itu melambat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2023, yang sebesar 2,9 persen (yoy).
Dia menjelaskan, kondisi tersebut seiring dengan ketidakpastian global yang diperkirakan juga masih tinggi pada tahun depan. Antara lain disebabkan oleh tren suku bunga tinggi di negara-negara maju, termasuk di Amerika Serikat (AS).
“Meskipun inflasi di negara maju mereda, tapi masih dalam level tinggi. Sehingga suku bunga diperkirakan masih akan bertahan tinggi dalam jangka waktu lama,” kata Perry dalam konferensi pers Hasil RDG November 2023 di kantornya, Kamis, 23 November 2023.
Dia menambahkan, hal itu masih ditambah lagi dengan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah negara maju, terutama AS. Di mana, hal tersebut diyakini akan naik tinggi akibat premi risiko jangka panjang (term premia), serta tingginya kebutuhan utang untuk pembiayaan fiskal di Negeri Paman Sam tersebut.
Selain itu, lanjut Perry, faktor ketidakpastian di pasar keuangan diperkirakan juga masih akan berlanjut. Sehingga, hal itu berpengaruh terhadap volatilitas aliran modal, dan tekanan nilai tukar rupiah di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Terlebih, kondisi negara adidaya lainnya seperti misalnya China, nampaknya juga tidak terlalu positif karena berada dalam tren yang menurun.
“Meskipun perekonomian China menunjukkan sedikit perbaikan, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan dampak stimulus kebijakan fiskal,” ujarnya.