Kamis, 7 Desember 2023 – 21:00 WIB
Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberikan dukungannya terhadap berbagai upaya Pemerintah dalam menggenjot program hilirisasi di Tanah Air.
Pelaksana Tugas Harian (Plh) Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan, hilirisasi merupakan strategi yang sangat penting bagi Indonesia, untuk menjadi negara industri demi mencapai target Indonesia Emas pada 2045 mendatang. Dia menegaskan, target itu hanya bisa tercapai melalui sejumlah upaya serius seperti misalnya program hilirisasi dan memperkuat basis UMKM di Tanah Air.
“Kadin mendukung Pemerintah dalam konteks hilirisasi. Karena itu, hilirisasi masuk dalam program kami. Bahkan, kami mempunyai kelompok kerja (Pokja) khusus mengenai hilirisasi,” kata Yukki dalam konferensi pers di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Kamis, 7 Desember 2023.
Dia menambahkan, selain di sektor mineral dan energi, Kadin juga mendorong hilirisasi di sektor pertanian dan perikanan. Optimalisasi upaya hilirisasi di kedua sektor tersebut menurutnya juga harus digencarkan, sebagaimana yang telah dilakukan di sektor energi dan mineral.
Terlebih, Indonesia memiliki sejumlah sumber daya seperti nikel dan tembaga, yang merupakan salah satu material yang bermanfaat bagi ekosistem electric vehicle (EV) battery. Karenanya, lanjut Yukki, Kadin akan mengambil posisi baik di nikel maupun jenis energi mineral lainnya. Sehingga kesempatan hilirisasi yang terbuka di berbagai sektor, juga bisa ditopang dengan adanya kepastian investasi dan hukum.
“Faktor-faktor tersebut merupakan hal penting, karena investor selalu membutuhkan kepastian ke depannya,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta W Kamdani menambahkan, dalam hal hilirisasi, Kadin juga berperan dalam upaya mengidentifikasi para pelaku usaha.
“Jadi, kalau kami lihat hiliriasi itu, kami mulai dengan nikel ke EV battery. Dimana, ekosistem ini sudah kami petakan melalui kerja sama dengan pemerintah,” kata Shinta.
“Di dalam pemetaan itu, kami sudah mengamati dari hulu sampai hilir. Sehingga pada saat kami membawa investor luar, kami bisa mengikuti bahwa pelaku usaha domestik bisa masuk sebelah mana,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya