HomeprabowoPejuang- pejuang Partisan Timor...

Pejuang- pejuang Partisan Timor Timur

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Abilio Jose Osorio Soares dan Francisco Deodato do Rosario Osorio Soares adalah kakak adik keluarga pimpinan Partai Apodeti, partai yang sangat pro Indonesia. Mereka juga adalah pimpinan-pimpinan suku-suku yang pro-Indonesia.

Dari mereka saya mengetahui, ternyata sebagian rakyat Timor Timur sudah lama ingin bergabung dengan Indonesia. Tepatnya dari sejak tahun 50-an. Bahkan pada tahun 1959 terjadi pemberontakan besar di Timor Timur yang berpusat di daerah Uato-Lari dan Viqueque.

Saat itu Portugis membalas dengan sangat kejam, membantai banyak sekali tokoh dan rakyat yang pro Indonesia. Jadi keinginan untuk bergabung dengan Indonesia itu bukan sejak tahun 1973, 1974, 1975, tapi memang sudah sejak puluhan tahun rakyat Timor Timur muak dengan penjajahan Portugis yang benar- benar menindas rakyat pribumi dan benar-benar melaksanakan eksploitasi.

Sejak 500 tahun Portugis menjajah Timor Timur mereka tidak berbuat banyak. Mereka hanya ambil sumber alam dan hasil bumi yang berguna untuk mereka. Mereka gunakan Timor Timur sebagai pangkalan untuk mengisi bahan bakar, mengisi bahan makanan dan air untuk armada laut Portugis.

Selama 500 tahun Portugis menjajah, terdapat hanya 1 SMA di Timor Timur. Jalan aspal pada tahun 1975, waktu Indonesia masuk, di seluruh Provinsi Timor Timur mungkin hanya ada sepanjang 25 km di kota Dili saja. Begitu keluar dari kota Dili, bahkan di kota Dili sendiri banyak jalan yang tidak diaspal. Jalan aspal sampai ke kecamatan-kecamatan baru dilakukan di saat Indonesia masuk.

Di sini saya tidak akan banyak menyinggung masalah benar tidaknya kita masuk ke Timor Timur pada tahun 1975. Yang saya hanya ingin ceritakan adalah ternyata ada tokoh-tokoh dan suku- suku di Timor Timur yang ingin bergabung bersama Indonesia jauh sebelum tahun 1975.

Di antaranya tokoh-tokoh adalah keluarga Osorio Soares. Kakak dari Abilio Soares yaitu Jose Osorio Soares ditangkap oleh Fretilin dan dibunuh Fretilin pada 27 Januari tahun 1976.

Abilio pun sudah ditangkap dan mau dibunuh, tapi berhasil meloloskan diri sewaktu diseret dari Dili menuju Aileu. Dalam perjalanan ia berhasil meloloskan diri dan bergabung sama tentara Indonesia yang masuk ke Timor Timur pada tanggal 7 Desember 1975.

Francisco Deodato do Rosario Osorio Soares yang sehari-hari kita panggil dengan nama Ikito juga ditangkap oleh Fretilin di daerah Laclubar dan berhasil meloloskan diri juga sempat sembunyi di hutan dan akhirnya bergabung dengan pasukan TNI yang sampai di Laklubar.

Demikian juga dengan saudaranya, Vidal Domingos Doutel Sarmento, seorang kawan sedaerah dengan Ikito dan Abilio juga meloloskan diri dari cengkraman Fretilin. Berapa hari sebelum mau dibunuh, dia berhasil melarikan diri dan bergabung sama kita.

Setelah bergabung dengan TNI, mereka mengorganisir sukarelawan-sukarelawan yang pro Indonesia. Di beberapa daerah seperti Balibo, begitu banyak tokoh-tokoh setempat yang membentuk pasukan-pasukan sukarelawan dan bergabung bersama TNI melawan Fretilin.

Di situlah muncul istilah “partisan,” nama yang kita berikan kepada pasukan sukarelawan ini. Mereka bergabung tanpa gaji, mereka tanpa keputusan pengangkatan, mereka tanpa pendidikan ketentaraan, sering tanpa seragam, sering tanpa gaji yang jelas atau sumber makanan yang jelas.

Tetapi mereka bersedia angkat senjata, bahu-membahu bersama kita karena ingin bergabung sama Indonesia. Saya terkesan dan angkat cerita mereka di buku ini karena partisan-partisan yang jumlahnya ribuan, bahkan belasan ribu, dan puluhan ribu tetap setia sama kita.

Sampai di mana Indonesia dipaksa oleh kekuatan-kekuatan asing untuk melepas Timor Timur, mereka tidak rela untuk hidup tidak di bawah bendera merah putih. Mereka meninggalkan kampung, mereka meninggalkan harta, mereka berbondong- bondong bedol desa dengan seadanya yang bisa mereka bawa keluar dari Timor Timur. Mereka pindah ke wilayah Indonesia, dan sampai hari ini sejak tahun 1999 mereka tetap setia sama Indonesia, tetap merah putih.

Apa yang dapat dipelajari dari mereka? Menurut saya kita patut pelajari nasionalisme mereka, rasa cinta tanah air mereka, komitmen mereka kepada merah putih, dan komitmen mereka kepada konsep-konsep Indonesia.

Banyak anak-anak bangsa Indonesia yang dari kecil sudah menikmati kemerdekaan di bawah bendera merah putih tetapi menganggap kemerdekaan itu biasa-biasa saja.

Mereka-mereka ini, para pejuang partisan Timor Timur, siap berkorban nyawa, siap berkorban harta, siap meninggalkan kampung, siap meninggalkan semua kekayaan untuk memperjuangkan merah putih.

Ini saya kira pelajaran yang luar biasa. Inilah yang saya katakan kita sebagai patriot tidak boleh melupakan orang-orang yang setia kepada bangsa Indonesia.

Saya harus cerita bahwa para partisan ini, mereka-mereka justru dari Timor Timur adalah benar-benar warrior. Mereka adalah pejuang sejati. Mereka berani, mereka ulet, mereka juga secara fisik kuat. Mereka bisa bertahan jalan naik tebing, turun gunung, masuk lembah.

Mereka juga punya bakat menembak secara alamiah. Mungkin karena sifat mereka adalah pemburu. Mereka biasa berburu di hutan, sehingga mereka punya ilmu hutan, ilmu rimba. Mereka juga punya feeling taktis yang kuat. Daya penciuman mereka juga tinggi. Pengelihatan mereka di kegelapan juga sangat bagus. Itu kemampuan-kemampuan yang saya lihat dari pada partisan ini.

Dalam sejarah Perang Dunia ke 2, Australia berusaha merekrut mereka untuk melawan Jepang. Ini juga ciri-ciri dari suku-suku yang ada di luar Jawa. Banyak di antara mereka adalah sifat-sifat keprajuritan yang sangat unggul secara alamiah.

Tentunya kalau pakai ilmu sekolah, ilmu gedongan, ilmu buku, mereka akan sering kalah bersaing. Kadang-kadang kalau kita rekrut mereka ke dalam tentara, ya kita harus berikan suatu perlakuan khusus. Mungkin saja ijazah SMA tidak punya, kadang- kadang ijazah SMP pun tidak punya, tapi sebetulnya sebagai prajurit mereka benar-benar hebat.

Sekali lagi saya tekankan, yang menonjol dari mereka terutama adalah kesetiaan mereka. Sekali mereka sudah menentukan pilihan, sangat sulit untuk goyah. Terbukti waktu Indonesia keluar dari Timor Timur daripada dia harus tunduk di bawah bendera orang lain, mereka memilih hilang segala-galanya dan tetap setia kepada Indonesia. Saya sangat sedih karena kadang sekian puluh tahun nasib mereka kurang diperhatikan. Sekarang kita berusaha untuk memperbaiki nasib dan kehidupan mereka terutama anak-anak mereka.

Source link

Berita populer

Semua Berita

Hadiri CESC 2025: Ibas Yudhoyono Dorong Kerja Sama RI-Tiongkok

Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disebut Ibas, Wakil Ketua MPR...

Yellowcard Rilis Lagu Bedroom Posters: Antisipasi Album Better Days

Yellowcard merilis single terbaru berjudul “Bedroom Posters” yang merupakan bagian dari...

KAI Bantu UMKM Dapatkan Sertifikat Halal dan HKI!

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan...

Baru Sekarang: Single Debut DRM4 yang Memperkuat Energi Persahabatan

DRM4, sebuah band pendatang baru asal Bekasi, telah memulai perjalanan musik...

Baca Sekarang

Hadiri CESC 2025: Ibas Yudhoyono Dorong Kerja Sama RI-Tiongkok

Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disebut Ibas, Wakil Ketua MPR RI, menjadi pembicara dalam acara China Economic and Social Council (CESC) 2025 sebagai respons atas undangan resmi dari Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC). Dalam pidatonya, Ibas menyoroti pentingnya mempererat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok melalui...

Yellowcard Rilis Lagu Bedroom Posters: Antisipasi Album Better Days

Yellowcard merilis single terbaru berjudul “Bedroom Posters” yang merupakan bagian dari album penuh terbaru mereka, ‘Better Days’, yang akan dirilis pada 10 Oktober 2025 melalui label Better Noise Music. Lagu “Bedroom Posters” merupakan salah satu bukti kekuatan mereka di dunia musik alt-rock dengan bantuan produser dan eksekutif...

KAI Bantu UMKM Dapatkan Sertifikat Halal dan HKI!

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dengan membantu ratusan UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal, BPOM, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui program Kick Off Sertifikasi UMKM. Lebih dari 200 UMKM binaan PT KAI difasilitasi dalam kegiatan ini, sebagai langkah strategis perusahaan untuk...

Baru Sekarang: Single Debut DRM4 yang Memperkuat Energi Persahabatan

DRM4, sebuah band pendatang baru asal Bekasi, telah memulai perjalanan musik mereka dengan merilis single perdana berjudul “Baru Sekarang”. Lagu ini menampilkan ciri khas pop punk yang energik, dengan riff gitar tajam, beat cepat, dan chorus yang mudah diingat. Selain sebagai pengenalan diri, single ini juga merupakan...

Profil 9 Istri Presiden Soekarno: Siapa Saja Mereka?

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, merupakan tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Namanya selalu terdapat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai sosok yang penuh wibawa dan kegigihan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Namun, di balik kiprahnya sebagai pemimpin, Soekarno juga dikenal karena kisah cintanya yang melibatkan sembilan wanita...

Harga Emas Terbaru di Galeri 24, Antam dan UBS Hari Ini

Harga emas pada hari ini, Minggu 21 September 2025, menunjukkan kenaikan harga untuk produk emas dari UBS, Galeri 24, dan Antam. Harga emas Antam naik menjadi Rp2.212.000 per gram dari sebelumnya hanya Rp2.178.000, sedangkan emas Galeri 24 juga mengalami kenaikan menjadi Rp2.112.000 dari harga sebelumnya Rp2.081.000 per...

Album Reforge To Be Stronger Menghadirkan Semangat Baru

Chestier Belt, band hardcore asal Bali, merilis album penuh bertajuk ‘Reforge To Be Stronger’ di akhir tahun 2025. Album ini menandai titik balik bagi band ini, dengan sembilan trek yang siap mengguncang dunia musik hardcore. Meskipun sang vokalis tinggal di Australia, tantangan ini tidak menghentikan langkah Chestier...

Ratusan Unit Rusun Eks Pejuang Timor-Timur Kini Dihuni

Pada Sabtu, 20 September 2025, sebanyak 324 unit rumah khusus untuk para eks pejuang Timor-Timur telah dihuni, termasuk 130 hunian yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Proses penyerahan sertifikat Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dilakukan sebagai tanda siap huni kepada para warga. Lokasi hunian ini berada...

Menyelami Alzheimer: Memahami Penyakit Otak di Usia Lanjut

Penyakit Alzheimer menjadi sorotan dunia medis karena pengidapnya yang terus bertambah. Menurut Global Dementia Observatory (GDO) pada 2019, ada 55,2 juta orang dengan demensia, perkiraan jumlah ini akan mencapai 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050. Kenaikan terbesar akan terjadi di negara berpendapatan rendah dan...

Mark Webber: Sejarah 40 Tahun Perjalanan Band

Mark Webber, gitaris Pulp, telah mengumumkan rangkaian tur buku di Inggris untuk bukunya yang berjudul “I’m With Pulp – Are You?”. Tur ini akan memberikan pengalaman diskusi langsung dalam format “in conversation” bagi para penggemar band asal Sheffield tersebut. Buku “I’m With Pulp – Are You?” dirilis...

Pasokan BBM Terkendali untuk Nelayan dan Petani: Jaminan Keamanan

Stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang cukup dan terkendali adalah jaminan untuk memenuhi kebutuhan petani dan nelayan. Anggota Komisi IV DPR RI, Eko Wahyudi, menegaskan bahwa kelangkaan di beberapa SPBU swasta disebabkan oleh masalah manajemen 'supply chain' yang tidak sesuai dengan kuota dan terlalu...

Breakup Shoes Siap Merilis ‘Standing Still’ Dengan Single “Malaise”

Breakup Shoes, sebuah kuartet indie rock/alternatif asal Phoenix, Arizona, tengah bersiap-siap untuk merilis album penuh keempat yang berjudul ‘Standing Still’ pada bulan depan. Album ini akan menyusul kesuksesan rilisan sebelumnya pada tahun 2023 yang bertajuk ‘The Death of Everything Worrisome’, serta menandai babak baru dalam perjalanan mereka...