Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati telah menarik utang baru sebesar Rp 345 triliun per 12 Desember 2023. Jumlah ini mengalami penurunan 36,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 544,4 triliun.
“Dari pembiayaan utang ini dibandingkan tahun lalu, terjadi penurunan yang sangat tajam,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat, 15 Desember 2023.
Utang baru tersebut berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 298,6 triliun dan pinjaman sebesar Rp 46,4 triliun.
“Penerbitan SBN mengalami penurunan 44,2 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 534,8 triliun. Sementara pinjaman tahun ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 9,5 triliun. Jadi, ada peningkatan dari sisi pinjaman namun penurunan yang signifikan dari penerbitan SBN,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi ini menunjukkan APBN yang semakin sehat dan pembiayaan utang terus dijaga pada level aman, mengingat situasi global saat ini cenderung dengan kenaikan suku bunga dan volatilitas tinggi.
“Ini menggambarkan APBN kita makin sehat karena defisitnya jauh lebih rendah dibandingkan rancangan awal dan dibandingkan tahun lalu. Tren dari defisit menurun, konsolidasi fiskal tetap terjaga kredibel dan kuat,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa turunnya jumlah penarikan utang itu didukung oleh penerimaan negara yang masih stabil dan belanja yang masih terjaga dengan baik. Selain itu, Pemerintah juga menggunakan sebagian saldo anggaran lebih (SAL) 2022 sebagai langkah antisipasi volatilitas pasar keuangan di 2023.