Jumat, 12 Januari 2024 – 23:12 WIB
Jakarta – Anggota DPR RI Periode 2014-2019, Abdul Hakam Naja menyoroti, soal peringkat keuangan syariah Indonesia yang mengalami penurunan, dan kalah dari Malaysia. Padahal, penduduk muslim Indonesia tercatat 15 kali lipat lebih besar dari Malaysia.
Abdul mengatakan, berdasarkan State of Global Islamic Economic Report (SGIER) peringkat Indonesia naik ke posisi tiga di 2023, dari sebelumnya di posisi empat. “Tapi catatannya adalah dari enam tolak ukur yang dipakai itu ternyata Indonesia mengalami penurunan di bidang keuangan syariah. Rangking keuangan turun satu peringkat dari posisi 6 menjadi 7,” ujar Abdul dalam Diskusi Catatan Awal Tahun Indef, Jumat, 12 Januari 2024.
Menurut Abdul, yang menjadi catatan dari penurunan peringkat ini adalah posisi Indonesia yang kalah dari Arab Saudi dan Malaysia. Sebab, Malaysia menempati posisi nomor satu, kedua Arab Saudi, dan ketiga Indonesia.
“Kalau kita lihat jumlah penduduk (muslim) Indonesia ini daftar yang terakhir itu jumlahnya 241 juta Desember 2022, yaitu setara 89,2 persen. Sementara penduduk Malaysia itu sedikit sekali itu 19,84 juta yaitu 61,3 persen dari 30-an juta,” tegasnya.
Abdul mengatakan, porsi jumlah penduduk menjadi salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan perbankan syariah di banyak dunia. “Kita ini ada paradoks, jumlahnya gede besar sekali tapi jalannya kaya siput. 89 persen, 241 juta kita hampir 15 kali lipatnya Malaysia,” terangnya.
Abdul menjelaskan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pangsa pasar perbankan syariah Indonesia per September 2023 baru mencapai 7,27 persen. Terdiri dari 12 bank umum syariah, dan 20 unit usaha syariah. “Sementara pangsa pasar perbankan syariah Malaysia per Mei 2023 sudah 46 persen dari perbankan secara keseluruhan,” ujar Abdul.