Jumat, 19 Januari 2024 – 19:56 WIB
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan nilai investasi perusahaan mobil listrik asal Cina, BYD, di Indonesia mencapai US$1,3 miliar atau Rp 20,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.605 per dolar AS).
Airlangga mengatakan, dari nilai investasi itu, kapasitas produksi melalui pabrik BYD mencapai 150 ribu unit per tahun dalam industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. “Tentu saya berharap bahwa ini merupakan perkuatan dari era kendaraan listrik dan ekosistem ramah lingkungan. Pemerintah juga mendorong BYD Indonesia untuk dapat meningkatkan lokal konten sehingga dapat mendorong daya saing industri dan melakukan integrasi baik backward maupun forward linkage,” ujar Airlangga dalam keterangannya Jumat, 19 Januari 2024.
Airlangga berharap, realisasi investasi BYD di Indonesia dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini agar produk-produk BYD dapat segera mendiversifikasi jenis mobil listrik di Indonesia.
Lebih lanjut Airlangga menegaskan bahwa penggunaan kendaraan listrik di Indonesia akan semakin masif. Sepanjang tahun 2023, penjualan domestik mobil listrik tercatat sebesar 17.147 unit dan ekspor mobil listrik tercatat sebesar 1.504 unit. Sementara itu, penjualan mobil hybrid tahun 2023 mencapai 54.656 unit dan ekspor mencapai 27.710 unit.
Samping upaya mengembangkan ekosistem EV di Indonesia jelasnya, industri otomotif atau alat angkutan merupakan salah satu penyumbang besar dalam perekonomian nasional. Adapun pertumbuhan industri alat angkutan terus positif selama sepuluh kuartal berturut dan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 7,31 persen secara year on year (yoy) pada kuartal III-2023.
Dia mengatakan, industri otomotif di Indonesia didukung oleh 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat dengan total kapasitas produksi bisa mencapai 2,35 juta unit per tahun. Airlangga menjelaskan bahwa saat ini produksi kendaraan bermotor roda empat untuk domestik mencapai sekitar 1 juta unit dan ekspor mendekati 500 ribu unit. “Industri otomotif juga menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta tenaga kerja, mulai dari rantai pasok otomotif tier-1 sampai tier-3,” jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Source: ANTARA