HomeprabowoSekali-kali Musuh dan Lawan...

Sekali-kali Musuh dan Lawan Perlu Kita Hormati

“Saya seorang prajurit. Saya bisa memimpin operasi tempur. Kita harus selalu siap bertempur. Tetapi saya berkeyakinan, jalan terbaik adalah yang tanpa kekerasan. Jalan terbaik penyelesaian konflik adalah menghindari perang. Saya selalu berpendapat bahwa lawan itu adalah pendekar juga. Lawan itu harus kita hormati. Kita boleh berseberangan, tapi kita harus selalu berkomunikasi. Kita harus mencari jalan keluar dari setiap pertikaian.” Saudara-saudara sekalian, pelajaran nenek moyang kita mengajarkan ‘menang tanpo ngasorake’. Kemenangan yang terbaik adalah kemenangan tanpa menimbulkan sakit hati, kebencian, atau rasa dendam. Bagaimana cara mencapai itu? Ada lagi ajaran nenek moyang kita, iso rumongso, ojo rumongso iso. Jangan merasa kau bisa semua, tapi kau harus bisa merasakan pihak orang lain, merasakan kesulitan mereka, merasakan penderitaan mereka seperti kamu bisa merasakan penderitaan anak buahmu dan kesulitan anak buahmu. Saya sampai sekarang tidak pernah lupa pernah dengan komandan sektor saya di Timor Timur yaitu Letkol Sahala Rajagukguk. Waktu itu beliau komandan sektor tengah. Pada saat saya pertama bertemu setelah ditempatkan di bawah komando beliau, beliau memberi saya sasaran. “Prabowo kamu harus sampai koordinat ini.” Saya pelajari peta di depan dia, dan dia bertanya, “Berapa lama kau untuk sampai koordinat ini?” Saya bilang, “Besok pagi saya bisa sampai.” Saya kaget waktu beliau katakan, “Prabowo, jangan paksakan anak buahmu. Saya kasih kamu dua malam. Lusa pagi kamu sampai.” Hati saya merasa seperti di beri kesejukan yang luar biasa. Komandan ini kok merasakan capeknya kami. Merasakan beban ranselnya kami. Merasakan betapa beratnya naik dan turun gunung. 1 KM di lapangan di daerah operasi seperti Timor Timur tidak seperti 1 KM di daerah Magelang. Akhirnya saya jawab, “Siap!” Saya tidak bisa lupa, itulah komandan yang punya empati terhadap anak buah, komandan yang bisa merasakan. Dalam karier saya, saya laksanakan operasi pertama saya sebagai Letnan Dua waktu itu di Timor Timur. Saya masuk dalam Nanggala 10 yang dipimpin Mayor Inf. Yunus Yosfiah. Tugas pertama saya adalah sebagai perwira intelijen. Kebetulan, saya memang punya minat tentang perang sejak kecil. Saya baca tentang perang, saya belajar tentang perang di SMA dan di Akademi militer. Saya baca tentang perang di Malaya menghadapi pemberontak komunis. Saya pelajari perang Vietnam, saya pelajari perang gerilya Spanyol melawan Napoleon. Kemudian saya belajar teknik-teknik perang gerilya dan anti gerilya. Saya dengar cerita komandan-komandan kita, panglima-panglima kita ikut perang melawan Belanda dan melawan Inggris. Sehingga dari awal sebagai Letnan Dua, saya memiliki sesuatu pandangan-pandangan tentang perang gerilya dan anti-gerilya yang akhirnya saya coba terapkan. Juga saya pernah cerita pada buku Kepemimpinan Militer yang pertama, bagaimana saya jumpa dengan seorang kapten bernama Hendropriyono. Beliau banyak membimbing saya, mengajarkan saya dalam teknik-teknik perang gerilya, teknik-teknik intelijen, teknik-teknik kontra intelijen, dan operasi clandestine. Dari hasil belajar saya sendiri, dari studi kasus yang saya baca, bagaimana di Malaya, bagaimana di Vietnam, bagaimana di Spanyol, di Aljazair, dan di Indonesia sendiri, ditambah ilmu-ilmu yang saya dapat dari senior-senior seperti Pak Hendropriyono, akhirnya saya uji coba teknik-teknik itu waktu saya menjadi perwira intelijen pak Yunus. Kemudian saat saya menjadi Wakil Komandan Unit C di Tim Nanggala 10, dan karena beberapa perwira ada yang gugur dan luka saya diangkat menjadi Komandan unit, dan saya beroperasi, banyak pengalaman-pengalaman yang didapatkan, pengalaman dari kesalahan-kesalahan saya, tapi itulah modal saya untuk belajar perang tidak hanya dari buku tapi juga dari praktik di lapangan. Dari pengalaman-pengalaman saya, saya berpendapat bahwa tawanan kalau kita tangkap tidak boleh kita sakiti. Tawanan tidak boleh kita siksa, karena dari kesaksian tawanan itu kita bisa dapat keterangan yang bermanfaat untuk operasi kita. Saya juga berkesimpulan bahwa dukungan rakyat adalah sangat vital. Benar pelajaran Mao, pelajaran Nasution, bahwa “prajurit adalah ikan, rakyat adalah air laut.” Tanpa rakyat, prajurit mati. Karena itu, kita harus rebut hati rakyat. Setiap pasukan yang tidak mengerti ini akan gagal dalam perang gerilya dan perang anti gerilya. Dalam upaya pihak-pihak asing untuk menjelek-jelekkan TNI, sering disebutkan fitnah bahwa TNI melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM yang sangat besar di Timor Timur. Fitnah-fitnah itu tidaklah benar. Bahwa ada pelanggaran di sana-sini, tetapi tidak ada pelanggaran yang direncanakan atau diperintah oleh satuan atas. Tidak mungkin operasi perang gerilya dan perang anti-gerilya akan berhasil tanpa dukungan rakyat. Dan harus diakui, di Timor Timur, setelah sekian puluh tahun sebetulnya Fretilin itu kalah perang dengan kita. Namun akhirnya mereka dimenangkan oleh manuver politik yang didukung oleh negara-negara besar. Pengalaman-pengalaman saya membuat saya memiliki pendekatan dan teknik-teknik perang yang saya yakini. Pertama, TNI harus merebut hati rakyat. Kalau tidak bisa merebut hati rakyat, minimal jangan sakiti hati rakyat. Sama sekali tidak boleh sakiti hati rakyat. Dan TNI sadar itu, karena TNI punya pengalaman mengatasi RMS, DI/TII, Permesta, dan seterusnya. Akhirnya kita memiliki delapan wajib ABRI, yang akhirnya menjadi delapan wajib TNI, yang berbunyi: Bersikap ramah-tamah terhadap rakyat. Bersikap sopan santun terhadap rakyat. Menjunjung tinggi kehormatan wanita. Menjaga kehormatan diri di muka umum. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya. Tidak sekali-kali merugikan rakyat. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat. Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya. Dan TNI dari awal selalu mengatakan bahwa adalah tentara rakyat, tentara nasional, dan tentara pejuang. TNI juga menganut sistem peperangan HANKAMRATA, pertahanan rakyat semesta yang dulu tahun 50-an disebut oleh senior-senior kita sebagai PERATA, perang rakyat semesta. Kemudian, daripada itu, saya selalu berpendapat bahwa lawan itu adalah pendekar juga. Lawan itu harus kita hormati. Saya belajar ini dari kisah-kisah yang saya dengar, kisah-kisah dari Mahabarata, kisah-kisah Kresna dan Arjuna, kisah-kisah Pandawa, bahwa Pandawa dan Kurawa sebenarnya adalah saudara, dan di Kurawa ada yang bersifat pendekar, yang bersifat pahlawan. Saya juga belajar hal ini dari sejarah. Dalam sejarahnya Salahudin al Ayyubi, yang begitu dihormati oleh negara-negara Barat termasuk di kerajaan-kerajaan Kristen Barat, kisah yang diceritakan turun temurun bahwa Salahudin al Ayyubi pernah dari suatu bukit melihat Raja Richard dari Inggris yang dikenal dengan nama Richard the Lionheart terjatuh dari kudanya dan hendak dikepung oleh 50 tentara Salahudin. Salahudin mengirimkan kurir untuk memerintahkan 50 prajuritnya untuk tidak membunuh Richard the Lionheart. Bahkan ia perintahkan untuk mundur. Ia juga mengirim adiknya sendiri membawa kuda, dan kuda itu diserahkan ke Richard the Lionheart karena Salahudin al Ayyubi berpendapat tidak pantas seorang raja, seorang panglima perang, walaupun lawan, tidak pantas dia mati tidak di atas kuda. Inilah yang menjiwai hidup saya sebagai anak muda, cerita-cerita tentang pahlawan-pahlawan di mana-mana, bahkan Zorro dari Meksiko, Pancho Villa, Emiliano Zapata, sehingga dalam visuallisasi saya, kalau saya beroperasi dalam sebuah perang saya harus berperan sebagai seorang ksatria, sebagai seorang Pandawa. Semua musuh yang saya tawan, saya perlakukan dengan baik. Saya pernah pada suatu peristiwa di daerah di sebelah barat dari sungai Viqueque, barat dari Kraras, kita beroperasi di daerah pegunungan Bibileo. Dalam operasi tersebut komandan Peleton saya yang paling hebat, yang paling saya sayang yaitu Letnan Dua Siprianus Gebo, orang dari Ende, angkatan 1985, dengan gagah berani menginvasi garis musuh, merayap di depan, menyerang dan menimbulkan banyak korban namun akhirnya tertembak dan gugur. Pasukan saya mengejar kelompok gerilya musuh yang menembak Siprianus Gebo, dan setelah tiga hari berhasil menangkap komandannya. Komandannya ditangkap dalam keadaan luka. Pasukan saya berhasil menjejakinya karena banyak darah. Kemudian ia diangkat ke pos komando saya, di atas bukit. Digotong. Saya perintahkan jangan dibunuh, dibawa ke saya. Waktu itu dia terletak di bawah saya. Dalam keadaan luka-luka, berdarah, tapi masih hidup. Saya ajak bicara. Waktu itu saya masih bisa bahasa Tetun sederhana. Saya tanya dalam bahasa Tetun, “Hakarak mate, ka hakarak moris?” Artinya, “Kamu mau hidup, atau kamu mau mati?” Saat itu, tentunya saya masih merasa pedih kehilangan seorang Komandan Peleton saya yang paling saya sayangi, seorang jago tembak, seorang juara maraton, seorang dari Flores yang selalu senyum dan tidak pernah susah. Itulah Siprianus Gebo. Saya tanya lagi, “Hakarak mate, ka hakarak moris?” Di luar dugaan saya, dia jawab, “Mate bele, moris mos bele”. Mati boleh, hidup juga boleh. Dia tidak mengemis untuk hidup. Dia tidak merengek minta ampun. Dalam hati saya, walaupun dia setengah telanjang dan penuh luka, rambutnya panjang karena sudah bergerilya berbulan-bulan, badannya bau bukan main, namun pada saat itu ada suara dalam hati saya yang mengatakan, “Kau ini Pendekar. Kau ini prajurit. Kau ini Patriot bagi perjuanganmu.” Suara itu mengatakan di hati saya, “Ini lawan yang tangguh. Ini orang harus saya hormati.” Langsung saya perintahkan ke pasukan saya, “Panggil helikopter, saya minta orang ini dikirim ke rumah sakit, diobati, diselamatkan. Dia seorang lawan yang tangguh.” Akhirnya ia dibawa memakai helikopter, dikirim ke Dili, dan…

Source link

Berita populer

Semua Berita

Hadiri CESC 2025: Ibas Yudhoyono Dorong Kerja Sama RI-Tiongkok

Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disebut Ibas, Wakil Ketua MPR...

Yellowcard Rilis Lagu Bedroom Posters: Antisipasi Album Better Days

Yellowcard merilis single terbaru berjudul “Bedroom Posters” yang merupakan bagian dari...

KAI Bantu UMKM Dapatkan Sertifikat Halal dan HKI!

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan...

Baru Sekarang: Single Debut DRM4 yang Memperkuat Energi Persahabatan

DRM4, sebuah band pendatang baru asal Bekasi, telah memulai perjalanan musik...

Baca Sekarang

Hadiri CESC 2025: Ibas Yudhoyono Dorong Kerja Sama RI-Tiongkok

Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disebut Ibas, Wakil Ketua MPR RI, menjadi pembicara dalam acara China Economic and Social Council (CESC) 2025 sebagai respons atas undangan resmi dari Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC). Dalam pidatonya, Ibas menyoroti pentingnya mempererat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok melalui...

Yellowcard Rilis Lagu Bedroom Posters: Antisipasi Album Better Days

Yellowcard merilis single terbaru berjudul “Bedroom Posters” yang merupakan bagian dari album penuh terbaru mereka, ‘Better Days’, yang akan dirilis pada 10 Oktober 2025 melalui label Better Noise Music. Lagu “Bedroom Posters” merupakan salah satu bukti kekuatan mereka di dunia musik alt-rock dengan bantuan produser dan eksekutif...

KAI Bantu UMKM Dapatkan Sertifikat Halal dan HKI!

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dengan membantu ratusan UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal, BPOM, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui program Kick Off Sertifikasi UMKM. Lebih dari 200 UMKM binaan PT KAI difasilitasi dalam kegiatan ini, sebagai langkah strategis perusahaan untuk...

Baru Sekarang: Single Debut DRM4 yang Memperkuat Energi Persahabatan

DRM4, sebuah band pendatang baru asal Bekasi, telah memulai perjalanan musik mereka dengan merilis single perdana berjudul “Baru Sekarang”. Lagu ini menampilkan ciri khas pop punk yang energik, dengan riff gitar tajam, beat cepat, dan chorus yang mudah diingat. Selain sebagai pengenalan diri, single ini juga merupakan...

Profil 9 Istri Presiden Soekarno: Siapa Saja Mereka?

Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, merupakan tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Namanya selalu terdapat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai sosok yang penuh wibawa dan kegigihan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Namun, di balik kiprahnya sebagai pemimpin, Soekarno juga dikenal karena kisah cintanya yang melibatkan sembilan wanita...

Harga Emas Terbaru di Galeri 24, Antam dan UBS Hari Ini

Harga emas pada hari ini, Minggu 21 September 2025, menunjukkan kenaikan harga untuk produk emas dari UBS, Galeri 24, dan Antam. Harga emas Antam naik menjadi Rp2.212.000 per gram dari sebelumnya hanya Rp2.178.000, sedangkan emas Galeri 24 juga mengalami kenaikan menjadi Rp2.112.000 dari harga sebelumnya Rp2.081.000 per...

Album Reforge To Be Stronger Menghadirkan Semangat Baru

Chestier Belt, band hardcore asal Bali, merilis album penuh bertajuk ‘Reforge To Be Stronger’ di akhir tahun 2025. Album ini menandai titik balik bagi band ini, dengan sembilan trek yang siap mengguncang dunia musik hardcore. Meskipun sang vokalis tinggal di Australia, tantangan ini tidak menghentikan langkah Chestier...

Ratusan Unit Rusun Eks Pejuang Timor-Timur Kini Dihuni

Pada Sabtu, 20 September 2025, sebanyak 324 unit rumah khusus untuk para eks pejuang Timor-Timur telah dihuni, termasuk 130 hunian yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya (Persero). Proses penyerahan sertifikat Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dilakukan sebagai tanda siap huni kepada para warga. Lokasi hunian ini berada...

Menyelami Alzheimer: Memahami Penyakit Otak di Usia Lanjut

Penyakit Alzheimer menjadi sorotan dunia medis karena pengidapnya yang terus bertambah. Menurut Global Dementia Observatory (GDO) pada 2019, ada 55,2 juta orang dengan demensia, perkiraan jumlah ini akan mencapai 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050. Kenaikan terbesar akan terjadi di negara berpendapatan rendah dan...

Mark Webber: Sejarah 40 Tahun Perjalanan Band

Mark Webber, gitaris Pulp, telah mengumumkan rangkaian tur buku di Inggris untuk bukunya yang berjudul “I’m With Pulp – Are You?”. Tur ini akan memberikan pengalaman diskusi langsung dalam format “in conversation” bagi para penggemar band asal Sheffield tersebut. Buku “I’m With Pulp – Are You?” dirilis...

Pasokan BBM Terkendali untuk Nelayan dan Petani: Jaminan Keamanan

Stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang cukup dan terkendali adalah jaminan untuk memenuhi kebutuhan petani dan nelayan. Anggota Komisi IV DPR RI, Eko Wahyudi, menegaskan bahwa kelangkaan di beberapa SPBU swasta disebabkan oleh masalah manajemen 'supply chain' yang tidak sesuai dengan kuota dan terlalu...

Breakup Shoes Siap Merilis ‘Standing Still’ Dengan Single “Malaise”

Breakup Shoes, sebuah kuartet indie rock/alternatif asal Phoenix, Arizona, tengah bersiap-siap untuk merilis album penuh keempat yang berjudul ‘Standing Still’ pada bulan depan. Album ini akan menyusul kesuksesan rilisan sebelumnya pada tahun 2023 yang bertajuk ‘The Death of Everything Worrisome’, serta menandai babak baru dalam perjalanan mereka...