Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo tampil mengenakan baju changshan saat mengunjungi Kelenteng Cin Te Yen Jakarta Barat pada malam perayaan Imlek, Jumat (9/2). Menurut Ganjar, perayaan Imlek erat kaitannya dengan peran Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang membuka ruang inklusifitas yang menyejukkan bagi bangsa dan negara.
Ganjar menyatakan bahwa dari Gus Dur, kita belajar bahwa nilai-nilai kemanusiaan dapat terwujud. Hal ini terbukti dengan simbol-simbol yang tertera di makam Gus Dur dalam bahasa Indonesia, Arab, Inggris, dan Mandarin, sebagai suatu bentuk penghormatan kepada tokoh bangsa. Ganjar juga menyatakan bahwa dia adalah orang yang belajar betul tentang persatuan.
Changshan adalah jenis baju panjang yang dulunya merupakan pakaian resmi yang banyak digunakan oleh kaum laki-laki untuk menghadiri acara-acara. Baju ini juga menjadi salah satu pakaian kelas atas dan bahkan menjadi pakaian wajib bagi setiap laki-laki pada abad ke-17 hingga abad ke-20.
Kedatangan Ganjar di Kelenteng Cin Te Yen Jakarta Barat juga membuat heboh warga sekitar lokasi, yang menunggu di luar komplek peribadatan untuk berjabat tangan dengannya. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengucapkan selamat Imlek dalam bahasa Mandarin.
Selain itu, Ganjar juga menyampaikan harapannya untuk lebih banyak berkah dan kemakmuran, serta semoga segala harapan terpenuhi.